KATA PENGANTAR
Puji
syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa atas rahmatnya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah ASUHAN
KEBIDANAN IV (PATOLOGI).
Penyusun berharap tulisan ini bisa memberikan wawasan
luas untuk memahami tentang Asuhan Kebidanan Patologi kelainan dalam lamanya
kehamilan mengenai Penyakit yang Menyertai Kehamilan ““Typhus Abdominalis “. Selain itu penyusun berharap tulisan ini
dapat menjadi dasar pengantar dan pemenuhan materi perkuliahan ASUHAN KEBIDANAN
IV (PATOLOGI).
Penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan tugas makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca yang bersifat sangat membangun, penulis mengharapkan demi kesempurnaan makalah ini dan semoga tulisan ini
bermanfaat bagi kita semua.
Akhir kata,
kami ucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu penyusunan
tulisan ini.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Banyak penyakit infeksi yang
menyertai kehamilan dimana diantaranya adalah Typhus
Abdominalis, dimana
semuanya ini merupakan penyakit berbahaya yang harus diwaspadai saat kehamilan pada umumnya. Dengan
berbagai macam cara penularan, faktor penularan dan media penularan yang sangat akrab
dengan kehidupansehari-hari.Sebagai seorang bidan yang terdidik dan
terlatih kita harus bisa memahami dan mengerti
tentang kegawadaruratan terhadap penyakit yang menyertai kehamilan tersebutpada
ibu hamil, agar bisa diterapkan ke masyarakat jika turun ke dunia kerja dengan
maksudmengurangai angka kematian ibu hamil akibat terinfeksi dari penyakit yang membahayakan tersebut
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apa penyakit infeksi yang menyertai kehamilan khususnya Typhus Abdominalis?
2.
Apa pengaruh penyakit infeksi yang menyertai kehamilan khususnya Typhus Abdominalis
?
3.
Apa Intervensi dan pencegahan yang bisa dilakukan
oleh bidan mengenai Penyakit Typhus Abdominalis ?
C. TUJUAN
1.
Untuk memberikan informasi tentang Typhus Abdominalis
2.
Untuk mengetahui Intervensi dan
pencegahan yang bisa dilakukan oleh bidan mengenai Typhus
Abdominal
D. MANFAAT
Manfaat yang diharapkan dari
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1)
Untuk memberikan gambaran tentang Typhus Abdominalis
2)
Sebagai bahan masukan untuk memperluas dan memperdalam pemahaman tentang Typhus
Abdominalis
BAB II
TINJAUAN
TEORI
1. Definisi
Typus abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai
saluran pencernaan dengan gejala demam
yang lebih dari 1 minggu, gangguan pencernaan dan gangguan kesadaran.
2.
Etiologi
Salmonella typhi Batang gram negative yang mempunyai sekurang-kurangnya
tiga macam antigen yaitu:- antigen O (somatic, terdiri darizat
komplekliopolisakarida)- antigen H(flagella)- antigen V1 dan protein membrane
hialin.3 Salmonella parathypi A4.Salmonella parathypi B5.Salmonella parathypi
C6. Feses, urin dan muntahan penderita
3.
Klasifikasi
a. Typus abdominalis
adalah penyakit
infeksi akut yang biasanya mengenai saluranpencernaan dengan gejala demam lebih
dari 7 hari, gangguan pada saluran cerna ,gangguan
kesadaran.
b. Paratypus
adalah jenis
typus yang lebih ringan , mungkin sesekali penderita mengalamibuang - buang
air. Jika diamati, lidah tampak berselaput putih susu, bagian tepinyamerah
terang. Bibir kering , dan kondisi fisik tampak lemah , serta nyata tampak
sakit.Jika sudah lanjut , mungkin muncul gejala kunin,sebab pada tipus oragan
limfa dan hatibias membengkak seperti gejala hepatitis.
4.
Patofisiologi
Kuman
salmonella typhosa masuk kedalam saluran cerna, bersama makanan dan minuman,
sabagian besar akan mati oleh asam lambung HCL dan sebagian ada yang lolos
(hidup), kemudian kuman masuk kedalam usus (plag payer) dan mengeluarkan
endotoksin sehingga menyebabkan bakterimia primer dan mengakibatkan perdangan
setempat, kemudian kuman melalui pembuluh darah limfe akan menuju ke organ RES
terutama pada organ hati dan limfe.
Di
organ RES ini sebagian kuman akan difagosif dan sebagian yang tidak difagosif
akan berkembang biak dan akan masuk pembuluh darah sehingga menyebar ke organ
lain, terutama usus halus sehingga menyebabkan peradangan yang mengakibatkan
malabsorbsi nutrien dan hiperperistaltik usus sehingga terjadi diare. Pada
hipotalamus akan menekan termoregulasi yang mengakibatkan demam remiten dan
terjadi hipermetabolisme tubuh akibatnya tubuh menjadi mudah lelah.
Selain
itu endotoksin yang masuk kepembuluh darah kapiler menyebabkan roseola pada
kulit dan lidah hipermi. Pada hati dan limpa akan terjadi hepatospleno megali.
Konstipasi bisa terjadi menyebabkan komplikasi intestinal (perdarahan usus,
perfarasi, peritonitis) dan ekstra intestinal (pnemonia, meningitis,
kolesistitis, neuropsikratrik).
5. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala Demam Pada minggu pertama demam berangsur naik berlangsung pada 3 minggu pertama
.pada minggu ke 3 suhu berangsur-angsur turun dan kembali normal. Demam
tidak hilang dengan pemberian antiseptic, tidak menggigil dan tidak
berkeringat. Kadang pasien disertai epitaksis.
a.
Gangguan
pada saluran pencernaan:
a)
Halitosis
b)
Bibir kering
c)
Lidah kotor berselaput putih dan
pinggirannya hiperemesis
d)
Perut agak kembung.
e)
Mual
f)
Splenomegali disertai nyeri pada
perabaan
g)
Pada permulaan umumnya terjadi
diare
h)
Kemudian menjadi obstipasi
b.
Gangguan
kesadaran:
a)
Kesadaran menurun ringan sampai
berat.
b)
Umumnya apatis
c)
Bradikardi relative
d)
Umumnya tiap kenaikan 1celcius di
ikuti penambahan denyut nadi 10-15 kali permenit.
e)
Penderita mulai cepat lelah,
malas, sakit kepala, rasa tidak enak di perut, nyeri seluruh tubuh, hal
tersebut dirasakan antara 10-14 hari
6. Infeksi Typus Abdominalis pada Kehamilan
Typus abdominalis dalam kehamilan, dan nifas menunjukan angka kematian yang
lebih tinggi dari pada di luar kehamilan. Penyakit ini mempunyai pengaruh buruk
terhadap kehamilan. Dalam 60-80 % hasil konsepsi keluar secara spontan : lebih
dini terjadinya infeksi dalam kehamilan, lebih besar kemungkinan berakhirnya
kehamilan.
Pengobatan dengan kloramfenikol atau tiamfenikol (Urfamycin) biasanya cukup
manjur. Waktu ada wabah, semua wanita hamil perlu diberi vaksinasi. Walaupun
kuman-kuman tufus abdominalis tidak di keluarkan melalui air susu, namun
sebaiknya penderita tidak menyusui bayinya karena keadaan umum ibu biasanya
tidak mengizinkan, dan karena kemungkinan penuluaran oleh ibu melalui jalan
lain tetap ada. Tifus abdominalis tidak merupakan indikasi bagi abortus
buatan.
7.
Penanganan dan Pengobatan
a. Pengobatan
1) Kloramfenikol
2) Kotrimoksasol
3) Bila terjadi ikterus dan hepatomegali: selain kloramfenikkol, diterapi
denganAmpisilin 100 mg/kgBB/hari selama 14 hari dibagi dalam 4 dosis.2.
b. Perawatan
1) Penderita dirawat dengan tujuan untuk isolasi, observasi, dan pengobatan.
Klien harus tetap berbaring sampai minimal 7 hari bebas demam atau 14 hari
untuk mencegah terjadinya komplikasi perdarahan usus atau perforasi usus.
2) Pada klien dengan kesadaran menurun, diperlukan perubahan posisi berbaring untuk
menghindari komplikasi pneumonia hipostatik dan dekubitus
3) Isolasi penderita dan desinfeksi pakaian dan ekskreta.
4) Perawatan yang baik untuk menghindarkan komplikasi mengikat sakit yang
lama, lemah dan anoreksia dll.
5) Istirahat selama demam sampai dengan 2 minggu normal kembali, yaitu
istirahat mutlak, berbaring terus ditempat tidur. Seminggu kemudian boleh duduk dan selanjutnya boleh berdiri dan berjalan.
6) Diet makanan harus cukup mengandung kalori, cairan dan tinggi protein.
Bahan makanan tidak boleh mengandung banyak serat, tidak meragsang dan tidak
banyak menimbulkan gas.
7) Bila terdapat komplikasi harus diberikan terapi yang sesuai.
8) Obat terpilih adalah kloramferikol 100 mg/kg BB/hari dai bagi dalam 4dosis
selama 10 hari. Dosis maksimal kloramfenikol 2g/hari. Bla pasien tidak
serasi/alergi dapat diberikan golongan obat lain misalnya penisilin atau
kortimoksazol.
9) Pengobatan dengan kloramfenikol atau tiamfenikol
(Urfamycin) biasanya cukup manjur. Waktu ada wabah, semua wanita hamil perlu
diberi vaksinasi. Walaupun kuman-kuman tifus abdominalis tidak di keluarkan
melalui air susu, namun sebaiknya penderita tidak menyusui bayinya karena
keadaan umum ibu biasanya tidak mengizinkan, dan karena kemungkinan penuluaran
oleh ibu melalui jalan lain tetap ada. Tifus abdominalis tidak merupakan
indikasi bagi abortus buatan.
8. Komplikasi
Dapat terjadi pada :
Dapat terjadi pada :
a. Usus halus
1) Perdarahan usus. Bila sedikit hanya
ditemukan jika dilakukan pemeriksaan tinja dengan benzidin. Bila perdarahan
banyak terjadi melena dan bila berat dapat disertai perasaan nyeri perut dengan
tanda-tanda renjatan.
2) Perforasi usus. Timbul biasanya pada
minggu ketiga atau setelah itu dan terjadi pada bagian distal ileum. Perforasi
yang tidak disertai peritonitis hanya dapat ditemukan bila terdapat udara di
ronggan peritoneum, yaitu pekak hati menghilang dan terdapat udara diantara
hati dan diafrkma pada foto roentgen abdomen yangdibuat dalam keadaan tegak.
3) Peritonitis. Biasanya menyertai
perforasi tetapi dapat terjadi tanpa perforasi usus. Ditemukan gejala abdomen
akut yaitu nyeri perut yang hebat, dinding abdomen tegang (defence muskulair)
dan nyeri pada tekanan.
b. Komplikasi di luar usus
Terjadi karena lokalisasi peradangan akibat sepsis (bakteremia) yaitu meningitis, kolesistitis, ensefelopati dan lain-lain. Terjadi karean infeksi sekunder, yaitu bronkopneumonia.
Terjadi karena lokalisasi peradangan akibat sepsis (bakteremia) yaitu meningitis, kolesistitis, ensefelopati dan lain-lain. Terjadi karean infeksi sekunder, yaitu bronkopneumonia.
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL PATOLOGI
Pada Ny. X Umur 26 Tahun G1P0A0 Umur Kehamilan 11 minggu
Di
BPM Siti Amanah, Sleman, Yogyakarta
No.
Register :
211188
Masuk BPM
Hari/ Tanggal/ Pukul : 19-4-2013/
14.00 wib
Dirawat
diruang :
ruang periksa
I.
PENGKAJIAN DATA, Tanggal/ Pukul : 19-4-2013/14.00
wib Oleh
: Bidan siska
A.
Biodata
Ibu Suami
1. Nama : Ny. X Tn.
S
2. Umur : 26 tahun 28 tahun
3. Suku/Bangsa :Jawa/ Indonesia Jawa/
Imdonesia
4. Agama
: Islam Islam
5. Pendidikan : SMA SMA
6. Pekarjaan : Ibu rumah tangga Pegawai swasta
7. Alamat
: Jalan nangka
no.2 Maguwoharjo, Depok, Sleman
B.
Data Subjektif
1. Alasan Datang/ Dirawat
Ibu mengatakan inin memeriksakan kehamilannya
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan mual, pusing dan badannya terasa demam sejak 6 hari yang lalu.
3. Riwayat Menstruasi :
Menarce :13 tahun Siklus : 28 hari
Lama :3 hari Teratur : teratur
Sifat
darah : encer Keluhan : tidak ada
4. Riwayat Perkawinan :
Status
Perkawinan :sah Menikah
ke : 1
Lama :1 tahun Usia
menikah partama kali : 25 tahun
5.
Riwayat Obstetrik : G1 P0 A0 Ah0
Hamil
ke
|
Pesalinan
|
Nifas
|
|||||||
Tgl
|
UK
|
Jenis
Pesalinan
|
Penolong
|
Komplikasi
|
JK
|
BB
Lahir
|
Laktasi
|
Komplikasi
|
|
Hamil ini
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
6. Riwayat Kontrasepsi yang digunakan :
No
|
Jenis
Kontrasepsi
|
Pasang
|
Lepas
|
||||||
Tgl
|
Oleh
|
Tempat
|
Keluhan
|
Tgl
|
Oleh
|
Tempat
|
Alasan
|
||
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
7. Riwayat Kehamilan Sekarang :
a. HPM :
30-1-2012 HPL :
6-11-2013
b. ANC pertama umur kehamilan : 7 minggu
c. Kunjungan ANC
Trimester
I
Frekuensi : 3 kali
Keluhan : mual muntah
Komplikasi : tidak ada
Terapi : vit.B6
Trimester
II
Frekuensi : -
Keluhan : -
Komplikasi : -
Terapi : -
Trimester
III
Frekuensi : -
Keluhan : -
Komplikasi : -
Terapi : -
d. Imunisasi TT: 2 x
TT
1 : tanggal 1-2-2012
TT
2 : tanggal 2-2-2012
TT
3 : tanggal
TT
4 : tanggal
TT
5 : tanggal
e. Pergerakan janin selama 24 jam (dalam
sehari)
Ibu mengatakan belum
bisa merasakan gerakan janin
8. Riwayat kesehatan
a. Penyakit yang pernah/ sedang
diderita (menular, menurun dan menahun)
Ibu mengatakan tidak pernah/ sedang
menderita penyakit
menular (TBC, hepatitis, HIV/AIDS), menurun (asma, DM, hipertensi), dan menahun
(jantung, ginjal)
b. Penyakit yang pernah/ sedang
diderita keluarga (menular, menurun dan menahun)
Ibu mengatakandari keluarga ibu tidak ada yang menderita penyakit menular (TBC, hepatitis,
HIV/AIDS), menurun (asma, DM, hipertensi), dan menahun (jantung, ginjal)
c. Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakan tidak ada riwayat keturunan kembar di
keluarga ibu dan suami
d. Riwayat operasi
Ibu mengatakan tidak pernah operasi
e. Riwayat alergi obat
Ibu mengatakan tidak memiliki alergi obat apapun.
9. Pola pemenuhan kebutuhan
a.
Pola Nutrisi Sebelum hamil Saat hamil
Makan
Frekuensi : 3
x/hari 3x/
hari
Jenis : Nasi, sayur, lauk Nasi,
sayur, lauk
Porsi : 1 piring habis 1
piring habis
Pantangan : tidak
ada tidak
ada
Keluhan : tidak ada mual
Minum
Frekuensi : 7
gelas /hari 8
gelas/ hari
Jenis : Air putih, teh, kopi air
putih
Porsi : 1 gelas 1
gelas
Pantangan : tidak
ada tidak
ada
Keluhan : tidak ada mual
b.Pola
Eliminasi
BAB
Frekuensi : 1
x/hari 1x/hari
Warna : kuning kuning
Konsistensi : lembek keras
Keluhan : tidak ada susah
BAB
BAK
Frekuensi : 4
x/hari 4x/
hari
Warna : Kuning jernih kuning
jernih
Konsistensi : Cair cair
Keluhan : tidak ada tidak
ada
c. Pola
Istirahat
Tidur
siang
Lama : 1 jam/hari 1
jam/hari
Keluhan : tidak ada tidak
ada
Tidur
malam
Lama : 6-7 jam/hari 7
jam/hari
Keluhan : tidak ada tidak
ada
d. Personal
Hygiene
Mandi : 2 x/hari 2x/hari
Ganti
pakaian : 2 x/hari 2x/hari
Gosok
gigi : 2 x/hari 2x/hari
Keramas
: 3 x/seminggu 3x/seminggu
e. Pola
seksualitas
Frekuensi : 1
x/ seminggu 1x/seminggu
Keluhan : tidak ada tidak
ada
f.
Pola aktivitas (terkait
kegiatan fisik,olah raga)
Ibu mengatakan sebagai
ibu rumah tangga kegiatan ibu seperti menyapu, memasak dan mencuci
10. Kebiasaan yang mengganggu kesehatan
(merokok, minum jamu, minuman beralkohol)
Ibu mengatakan tidak mempunyai kebiasaan
seperti merokok, minum jamu, dan minum alkohol.
11. Data pisikososial, spiritual dan
ekonomi (penerimaan ibu/ suami/ keluarga terhadap kelahiran, dukungan, hubungan
dengan suami/ keluarga/ tetangga, perawatan bayi, kegiatan ibadah, kegiatan
social, keadaan ekonomi keluarga)
·
Ibu mengatakan senang
dengan kehamilannya sekarang
·
Ibu mengatakan suaminya
mendukung kehamilannya
·
Ibu mengatakan keluarganya
mendukung kehamilannya
·
Ibu mengatakan
hubungannya dengan suami baik
·
Ibu mengatakan
hubungannya dengan keluarga baik
·
Ibu mengatakan
hubungannya dengan tetangga baik
·
Ibu mengatakan rajin
sembahyang
·
Ibu mengatakan keadaan
ekonominya cukup
12. Pengetahuan ibu (tentang kehamilan,
persalinan, nifas)
Ibu mengatakan bahawa ibu mengetahui
tentang kehamilan yaitu keadaan yang normal yang dialami oleh perempuan yang
diakhiri dengan persalinan dan memasuki masa nifas.
13. Lingkungan yang berpengaruh (sekitar
rumah dan hewan peliharaan)
Ibu mengatakan lingkungan di sekitar rumahnya kotor, dekat
dengan kali dan ada tetangga yang memelihara ayam.
C.
Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan
umum : lemah
Kesadaran : composmentis
Status
emosional : stabil
Tanda
vital
Tekanan
darah : 100/60 mmHg Nadi : 86x/mnt
Pernafasan : 20x/mnt Suhu : 380C
BB : 55 kg TB :
152 cm
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Simetris,
tidak ada benjolan, tidak nyeri, rambut bersih, tidak
berketombe
Wajah : Simetris,
pucat dan
berkeringat dingin
Mata : Simetris,
kongjungtiva merah muda , sekrela putih
Hidung : Tidak
ada polip, tidak ada secret, ada skat
Mulut : Simetris,
lidah kotor, ada stomatitis, tidak ada caries gigi
Telinga : Simetris,
ada lubang telinga, pendengaran baik
Leher : Tidak
ada pembesaran kelenjar parotis, tiroid, limfe dan vena jugularis
Dada : Simetris,
tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada whesing
Payudara : Simetris,
putting menonjol, areola hiperpigmentasi, colostrum
sudah keluar
Abdomen : kembung, tidak ada bekas luka,
terdapat linea dan striae gravidarum
Leopold I : belum dilakukan
Leopold
II: belum dilakukan
Leopold II: belum dilakukan
Leopold IV :belum
dilakukan
Osborn test : Tidak
dilakukan
TFU
menurut Mc. Donald :- TBJ: -
Auskulatasi DJJ :-
Ekstremitas
Atas : Jari lengkap, tidak oedem, lila: 24 cm
Ekstremitas
Bawah : Jari
lengkap, tidak oedem, reflek patella +
Genetalia
Luar : bersih ,tidak ada pembengkakan kelenjar bartolini
Anus : Tidak ada hemoroid
Pemeriksaan
Panggul : Tidak
dilakukan
3. Pemeriksaan penunjang
Tidak di lakukan
4. Data penunjang
Hasil
lab tanggal 18 april 2013 : salmonella thypi +
II.
INTERPRETASI DATA
A. Diagnosa kebidanan
Seorang ibu Ny.X umur 26 tahun G1P0A0 hamil 28 minggu dengan
thypus abdominalis
Data
Dasar
Data
Subjektif : ibu mengatakan berumur 26 tahun
Ibu
mengatakan ini kehamilan pertama
Ibu
mengatakan tidak pernah abortus
Ibu
mengatakan HPHT tanggal 30-1-2012
Ibu
mengatakan pusing, mual dan demam
Data Objektif :
Keadaan umum : lemah
Kesadaran :
composmentis
Status emosional :
stabil
Tanda vital
Tekanan darah : 100/60 mmHg Nadi : 86x/mnt
Pernafasan :
20x/mnt Suhu : 380C
BB :
55 kg TB : 152 cm
Pemeriksaan fisik: lidah kotor, perut kembung
Hasil lab tanggal 18 april 2013 : salmonella thypi +
B. Masalah
Tidak
ada
III. IDENTIFIKASI DAN ANTISIPASI DIAGNOSA
POTENSIAL
Abortus
spontan
IV. TINDAKAN SEGERA
A. Mandiri : tidak ada
B. Kolaborasi : tidak ada
C. Merujuk :rujuk ke rumah sakit
V.
PERENCANAAN Tgl
: 19-4-2013 Pukul :14.05 WIB
1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan
2. Jelaskan tentang keluhan ibu
3. Jelaskan tentang pola istirahat
4. Jelaskan tentang pola nutrisi
5. Berikan dukungan pada ibu
6. Siapkan rujukan
7. Dampingi ibu ke tempat rujukan
VI. PELAKSANAAN Tgl :19-4-2013 Pukul
: 14.10WIB
1. Memberitahu ibu tentang hasil
pemeriksaan yaitu
Tekanan
darah :100/60 mmHg Nadi : 86x/mnt
Pernafasan : 20x/mnt Suhu : 380C
BB : 55 kg TB : 152 cm
2. Menjelaskan pada ibu bahwa keluhan
yang ibu rasakan saat ini merupakan gejala dari penyakit thypus abdominalis
yang saat ini sedang di derita oleh ibu sehingga memerlukan perawatan yang
lebih intensif di rumah sakit.
3. Menjelaskan pada ibu bahwa ibu harus
beristirahat total selama minimal 7 hari atau sampai ibu sembuh total.
4. Menjelaskan pada ibu tentang pola
nutrisi yaitu Diet makanan harus cukup mengandung kalori, cairan
dan tinggi protein. Bahan makanan tidak boleh mengandung banyak serat, tidak
meragsang dan tidak banyak menimbulkan gas.
5. Memberikan dukungan pada ibu agar
ibu tidak cemas karena ibu akan dirujuk untuk mendapatkan penanganan yang lebih
intensif.
6. Menyiapkan rujukan yaitu Bidan,
Alat, Kendaraan, Surat, Obat, Keluarga, Uang, Darah, doA
7. Mendampingi ibu ketempat rujukan.
VII. EVALUASI Tgl:19-4-2013 Pukul : 14.40WIB
1. Ibu sudah mengetahui hasil pemariksaan
2. Ibu sudah paham tentang keluhan yang
ibu rasakan
3. Ibu sudah paham tentang pola
istirahat
4. Ibu sudah paham tentang pola nutrisi
5. Ibu tidak cemas lagi
6. Rujukan sudah disiapkan
7. Ibu sudah di damping dan di rujuk ke
rumah sakit.
BAB III
KESIMPULAN
DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Typus abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai
saluran pencernaan dengan gejala demam
yang lebih dari 1 minggu, gangguan pencernaan dan gangguan kesadaran.
Typus abdominalis dalam kehamilan, dan nifas menunjukan angka kematian yang
lebih tinggi dari pada di luar kehamilan. Penyakit ini mempunyai pengaruh buruk
terhadap kehamilan. Dalam 60-80 % hasil konsepsi keluar secara spontan : lebih
dini terjadinya infeksi dalam kehamilan, lebih besar kemungkinan berakhirnya
kehamilan.
Perawatan thypus
abdominalis yaitu
·
Penderita dirawat dengan tujuan
untuk isolasi, observasi, dan pengobatan. Klien harus tetap berbaring sampai
minimal 7 hari bebas demam atau 14 hari untuk mencegah terjadinya
komplikasi perdarahan usus atau perforasi usus.
·
Pada klien dengan kesadaran
menurun, diperlukan perubahan posisi berbaring untuk menghindari komplikasi
pneumonia hipostatik dan dekubitus
·
Isolasi
penderita dan desinfeksi pakaian dan ekskreta.
·
Perawatan
yang baik untuk menghindarkan komplikasi mengikat sakit yang lama, lemah dan
anoreksia dll.
·
Istirahat
selama demam sampai dengan 2 minggu normal kembali, yaitu istirahat mutlak,
berbaring terus ditempat tidur. Seminggu
kemudian boleh duduk dan selanjutnya boleh berdiri dan berjalan.
·
Diet makanan harus cukup
mengandung kalori, cairan dan tinggi protein. Bahan makanan tidak boleh
mengandung banyak serat, tidak meragsang dan tidak banyak menimbulkan gas.
·
Bila terdapat komplikasi harus
diberikan terapi yang sesuai.
·
Obat terpilih adalah
kloramferikol 100 mg/kg BB/hari dai bagi dalam 4dosis selama 10 hari. Dosis
maksimal kloramfenikol 2g/hari. Bla pasien tidak serasi/alergi dapat diberikan
golongan obat lain misalnya penisilin atau kortimoksazol.
B. SARAN
1. Bagi Ibu ibu yang hamil hendaknya
memeriksakan dirinya secara rutin mnimal 4 kali selama kehamilan agar bisa
dideteksi secara dini bila ada kelainan pada janinnya.
2. Bagi petugas kesehatan agar
senantiasa meningkatkan Pengetahuan dan keterampilannya untuk menurunkan angka
mortalitas dan morbiditas Ibu dan anak.
3. Bagi teman teman agar belajar yang
rajin agar kelak bisa menangani pasien dengan professional
DAFTAR PUSTAKA
www.g-excess.com/4630/infeksi-yang-menyertai-kehamilan-dan-persalinan-pada-ibuhamil/ diunduh tanggal 23 September 2012 18.00 WIB
Nugraheny,Esti.2010.Asuhan Kebidanan
Pathologi.Yogyakarta: Pustaka Rihama
FAKULTAS KESEHATAN PRODI D-IV BIDAN PENDIDIK
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARATA
2012
/
2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar