Minggu, 05 Mei 2013

asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan asma bronchialis

BAB 1
LANDASAN TEORI
1.1 Latar Belakang
Perubahan sistem respirasi pada masa kehamilan diperlukan untuk pertumbuhan janin dan kebutuhan oksigen maternal. Perubahan sistem respirasi meliputi perubahan kebutuhan oksigen, dyspnea (sesak nafas) dan peningkatan volume tidal.
Selama kehamilan terjadi perubahan fisiologi sistem pernafasan disebabkan oleh perubahan hormonal dan faktor mekanik. Pengaruh hormonal (peningkatan kadar estrogen) menyebabkan ligamen pada kerangka iga berelaksasi sehingga ekspansi rongga dada meningkat. Sedangkan perubahan mekanis meliputi elevasi posisi istirahat diafragma kurang lebih 4 cm, peningkatan 2 cm tranversal saat sudut subkostal dan iga bawah melebar, serta lingkar toraks melingkar kurang lebih 6 cm. Semua perubahan ini disebabkan oleh pembesaran uterus akibat tekanan keatas. Perubahan-perubahan ini diperlukan untuk mencukupi peningkatan kebutuhan metabolik dan sirkulasi untuk pertumbuhan janin, plasenta dan uterus. Adanya perubahan-perubahan ini juga menyebabkan perubahan pola pernapasan dari pernapasan abdominal menjadi torakal yang juga memberikan pengaruh untuk memenuhi peningkatan konsumsi oksigen maternal selama kehamilan. Perubahan hormonal pembesaran mukosa saluran respirasi. Pernafasan melalui hidung akan semakin sulit, sehingga wanita hamil cenderung bernafas dengan mulut, terutama pada malam hari. Hal ini akan menyebabkan terjadinya xerostomia. Insidensi xerostomia pada wanita hamil adalah sekitar 44%. Xerostomia ini akan meningkatkan frekuensi karies gigi. Selain itu, peningkatan progesteron menyebabkan hiperventilasi. Hiperventilasi pada kehamilan adalah hiperventilasi relatif, artinya kenaikan ventilasi alveolar diluar pengaruh CO2 sehingga PaCO2 menurun.

Pemenuhan kebutuhan oksigen
Laju basal metabolisme meningkat selama kehamilan seperti terbukti oleh peningkatan konsumsi oksigen. Laju Metabolisme Basal (BMR) biasanya meningkat pada bulan ke-4 gestasi, meningkat 15% -20% pada akhir kehamilan, dan kembali ke nilai sebelum hamil pada hari ke-5 atau ke-6 pascapartum. Peningkatan BMR mencerminkan peningkatan kebutuhan O2 di unit janin-plasenta-uterus serta peningkatan konsumsi O2 akibat peningkatan kerja jantung ibu.
Kebutuhan O2 ibu meningkat sebagai respon terhadap percepatan laju metabolik dan peningkatan kebutuhan O2 jaringan uterus dan payudara. Dengan semakin tuanya kehamilan, pernafasan dada menggantikan pernafasan perut dan penurunan diafragma saat inspirasi menjadi semakin sulit.
Namun karena adanya peningkatan kebutuhan O2, menyebabkan adanya penurunan kadar CO2 yang menyebabkan alkalosis.
Selain itu, peningkatan vaskularisasi, sebagai respon peningkatan kadar estrogen, membuat kapiler membesar sehingga terbentuklah edema dan hiperemia pada traktus pernafasan atas. Kondisi ini meliputi sumbatan pada hidung dan sinus, epistaksis, perubahan suara, dll. Peningkatan ini juga membuat membran timpani dan tuba eustaki bengkak, nyeri pada telinga, atau rasa penuh di telinga.
Selama melahirkan, konsumsi O2 dapat meningkat 20-25 %. Bila fungsi paru terganggu karena penyakit paru, kemampuan untuk meningkatkan konsumsi oksigen terbatas dan mungkin tidak cukup untuk mendukung partus normal, sebagai konsekuensi fetal distress dapat terjad

1.2  Rumusan Masalah
1. Apa pengertian asma?
2. Apa etiologi asma?
3. Bagaimana tanda dan gejala asma?
4. Bagaiamana cara menetukan diagnosa pada asma?
5. Bagaimana penatalaksanaan asma pada kehamilan?
6. Bagaimana pencegahan asma?
7. Bagaiman asuhan kebidanan pada asma?

1.3 Tujuan
 Agar mahasiswa dapat mampu mendeteksi dini penyulit kehamilan terutama penyulit kehamilan yang disertai dengan asma

1.4 Manfaat
 Dengan disusunnya makalah asma pada kehamilan dengan asuhan kebidanannya diharapkan dapat menambah wawasan mahasiswa pada khususnya dan pembaca pada umumnya.


2.1 Definisi Asma
 Asma adalah kondisi dimana otot-otot bronci (saluran udara pada paru) mengalami kontraksi penyempitan sehingga menyulitkan pernapasan.
 Asma brincialis adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasinya adanya penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah baik secara spontan maupun hasil dari pengobatan

2.2 Etiologi
 Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi timbulnya serangan asma bronchialis.
a. Faktor predisposisi
- Genetik
Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum diketahui bagaimana cara penurunnya yang jelas penderita dengan penyakit alergi biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit asma bronkhial jika terpapar dengan faktor pencetus. Selain itu hipersensitifitas saluran pernapasannya juga bisa diturunkan.

b. Faktor prepisitas
- Alergen
Dimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
1. Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan,contoh: debu, bulu binatang, serbuk bunga, bakteri dan polusi.
2. Ingestan, yang masuk melalui mulut,contoh: makanan dan obat-obatan.
3. Kontakan, yang masuk melalui kontak dengan kulit,contoh: perhiasan, logam dan jam tangan.

- Perubahan cuaca
Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi asma. Atmosfir yang mendadak dingin merupakan faktor pemicu terjadinya serangan asma. Kadang-kadang serangan berhubungan dengan musim,seperti: musim hujan, musim kemarau.

- Stres
Stres atau gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada. Dosamping gejala asma yang timbul harus segera diobati penderita asma yang mengalami stres/gangguan emosi perlu diberi nasehat untuk menyelesaikan masalah pribadinya. Karena jika stresnya belumdiatasi maka gejala asmanya belum bisa diobati

- Lingkungan kerja
Mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan asma. Hal ini berkaitan dengan dimana dia bekerja. Misalnya orang yang bekerja dilaboratorium hewan, industri tekstil, pabrik asbes, dan polusi lalu lintas.

- Olahragaau aktifitas jasmani yang berat
Sebagian besar penderita akan mendapat serangan jika melakukan aktifitas jasmani dan olahraga yang berat. Lari cepat paling mudah menimbulkan serangan asma. Serangan asma terjadi biasanya segera setelah aktifas.

2.3 Tanda/Gajala Asma
1.  Kesulitan bernafas
2. Kenaikan denyut nadi
3. Nafas berbunyi, terutama saat menghembuskan udar
4. Batu kering
5. Kejang otot di sekitar dada

2.4 Jenis – jenis Asma
 Asma dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
a. Asma interisik (berasal dari dalam)
Yang sebab serangannya tidak diketahui
b. Asma eksterisik (berasal dari luar)
Yang pemicu serangannya bersal dari luar tubuh (biasanya lerwat pernapasan)

Serangan asma dapat berlangsung singkat atau berhari-hari. Biasanya serangan dimulai hanya beberapa menit setelah timbulnya pemicu. Frekuensi asma berbeda-beda pada setiap penderita. Serangan asma yang hebat dapat menyebabkan kematian.

2.5 Patofisiologi
 Asma adalah peradangan kronik saluran nafas dengan herediter utama. Peningktan respon saluran nafas dan peradangan berhubungan dengan gen pada kromosom 5,6,11,12,14 dan 16 termasuk reseptor Ig E yang afinitasnya reseptor antigen Y-Cell sedangkan lingkungan yang menjadi alergen tergantung individu masing-masing seperti influensa dan rokok. Asma yang reversible dari kontraksi otot polos bronkus, hipersekresi mukus dan edemamukosa. Terjadi peradangan disaluran nafas dan menjadi responsive terhadap beberapa rangsangan termasuk zat iritan, infeksi virus, aspirin, air dingin dan olahraga. Aktifitas sel mast oleh sitokin menjadi media konstriksi bronkus dengan lepasnya histamine, prostalgladine D2 dan leukotrienes. Karena prostalgladine seri F dan ergonovine dapat menjadikan asma, maka penggunaannyasebagai obat-obat dibidang obstetric sebaiknya dapat dihindari jika memungkinkan.



2.6 Penatalaksanaan
 Prinsip umum pengobatan asma bronchial adalah :
a. Menghilangkan obstruksi jalan nafas dengan segera
b. Mengenal dan menghindari faktor-faktor yang dapat mencetuskan serangan asma
c. Memberikan penerangan kepada penderita ataupun keluarganyamengenai penyakit asma, baik pengobatannya maupun tentang perjalanan penyakitnya sehingga penderita mengerti tujuan pengobatnnya tang diberikan dan bekerja sama dengan dokter ataupun perawat yang merawatnya.

Pengobatan pada asma bronchial terbagi 2, yaitu :
1. Pengobatan non Farmakologik
- Memberikan penyuluhan
- Menghindari faktor pencetus
- Pemberian cairan
- Fisiotherapy
- Beri O2 bila perlu

2. Pengobatan farmakologi
- Bronkodilator yang melebarkan saluran nafas
Seperti aminofilin atau kortikosteroid inhalasi atau oral pada serangan asma ringan. Obat antiasma umunya tidak berpengaruh negatife terhadap janin kecuali adrenalin. Adrenalin mempengaruhi pertumbuhan janin karena penyempitan pembuluh darah kejanin yang dapat menggangu oksigenasi pada janin tersebut.
Aminofilin dapat mnyebabkan penurunan kontraksi uterus
- Menangani serangan asma akut (sama dengan wanita tidak hamil), yaitu :
1. Memberikan cairan intravena
2. Mengencerkan cairan sekresi paru
3. Memberikan oksigen
4. Cek fungsi paru
5. Cek janin
6. Memberikan obat kortikosteroid
- Menagani status asmatikus dengan gagal nafas

2.7 Pengaruh terhadap Kehamilan
1. keguguran
2. persalinan prematur
3. pertumbuhan janin terhambat.

2.8 Hal-hal untuk mencegah agar tidak terjadi asma pada saat hamil
1. jangan merokok
2. kenali faktor pencetus
3. hindari flu, batuk, pilek atau interaksi saluran nafas lainnya
4. bila tetap mendpat serangan asma, segera berobat untuk mengindari terjadinya kekurangan oksigen pada janin
5. hanya makan obat-obatan yang di anjurkan dokter
6. hindari faktor resiko lain selama kehamilan
7. jangan memelihara kucing atau hewan berbulu lainnya
8. pilih tempat tinggal yang jauh dari faktor polusi, juga hindari lingkungan dalam rumah dari perabotan yang membuat alergi. Seperti bulu karpet, bulu kapuk, asap rokok, dan debu yang menempel di alat-alat rumah tangga
9. hindari stres dan ciptakan lingkungan psikologis yang tenang
10. sering-sering melakukan rileksasi dan mengatur nafas
11. lakukan olahraga atau senam asma, agar daya tahan tubuh makin kuat sehingga tahan terhhadap faktor pencetus


BAB II
ASKEB

ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU HAMIL DENGAN ASMA BRONCHIALIS
DI BPS ENDANG PURWANINGSIH PLERET,BANTUL

No. Register   : 012
Masuk BPM Tanggal/Pukul : Kamis, 19 Februari 2013. 10.00 WIB
Dirawat di ruang  : Pemriksaan

1. PENGKAJIAN DATA, Tanggal 19  februarui 2013   Pukul:10.00 WIB
A. BIODATA   Ibu                             Suami
1. Nama  : Ny. R                             Tn. R
2. Umur  : 20 tahun                          23 tahun
3. Agama  : Islam                            Islam
4. Suku/bangsa : Jawa/Indonesia              jawa/Indonesia
5. Pendidikan  : SMU                         SMU
6. Pekerjaan  : IRT                          Swasta
7. Alamat  : Jl. Ploso RT.03 pleret          Jl. Ploso
                                             RT.03 pleret

B. Data Subjektif
1. Alasan datang/dirawat
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya

2. Keluhan utama
Ibu mengatakan mengeluh sesak pada dada nya, sering kelelahan, apabila bernafas berbunyi

3. Riwayat menstruasi
Menarche : 12 tahun      siklus   : 28 hari
Lama         : 6 hari    Teratur   : teratur
Sifat darah: cair        Keluhan : tidak ada

4. Riwayat perkawinan
Status perkawinan : sah       Menikah ke  : 1
Lama             : 1 tahun    Usia menikah pertama kali:19

5. Riwayat obstetrik : G P A Ah
Hamil ke Persalinan Nifas
 Tanggal UK Jenis persalinan Penonlong komplikasi JK BB lahir Laktasi Komplikasi

1. Hamil ini      
       
       
       

6. Riwayat kontrasepsi yang digunakan
No Jenis kontrasepsi Pasang Lepas
  Tanggal Oleh Tempat Keluhan Tanggal oleh tempat Alasan
1. Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun
       
       


7. Riwayat Kehamilan Sekarang
a. HPM     : 30 – 07 – 2012      TP: 7-4-2013
b. ANC pertama umur kehamilan: 8 minggu
c. Kunjungan ANC
Trimester I
Frekuensi : 1 kali
Keluhan : mual muntah, pusing
Komplikasi : tidak ada
Terapi  :  vitamin B6
Trimester II
Frekuensi : 1 kali
Keluhan : tidak ada
Komplikasi : tidak ada
Terapi  : kalsium laktat, tablet fe
Trimester III
Frekuensi : 1 kali
Keluhan : sesak nafas
Komplikasi : asma bronkial ringan
 Terapi  : Ketotifen 2 x 1mg perhari, Metaproterenol

d. Imunisasi TT: kali
TT 1 : tanggal TT caten
TT 2 : tanggal 25 – 12 – 2012
TT 3 : tanggal 27 – 01 - 2013
TT 4 : tanggal
TT 5 : tanggal

e. Pergerakan janin selama 24 jam (dalam sehari)
Ibu mengatakan merasakan pergerakan janinnya lebih dari 10x/24 jam

8. Riwayat kesehatan
a. Penyakit yang pernah/sedang diderita (menular, menurun dan menahun)
Ibu mengatakan tidak pernah/sedang menderita penyakit menular seperti hepatitis, TBC, HIV/AIDS, menurun seperti hipertensi,  jantung, DM, tapi ibu pernah menderita penyakit menurun dan menahun yaitu asma

b. Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga (menular, menurun dan menahun)
Ibu mengatakan keluarganya tidak sedang/pernah menderita penyakit menular seperti hepatits, TBC, HIV/AIDS, menurun seperti hipertensi, jantung, DM, tapi keluarga ibu ada yang pernah menderita penyakit menurun dan menahun yaitu asma.

c. Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakn tidak memiliki riwayat keturunan kembar

d. Riwayat operasi
Ibu mengatakn tidak memiliki riwayat operasi

e. Riwayat alergi obat
Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat alergi obat.

9. Pola pemenuhan kebutuhan
Sebelum hamil            Saat hamil
a. Nutrisi
Makan
Frekuensi : 3x/hari      2-3x/hari
Jenis  : nasi, sayur,    lauk nasi, sayur, lauk
Porsi  : 1 piring        ½ -  1 piring
Pantangan : tidak ada    tidak ada
Keluhan : tidak ada      mual
Minuman
Frekuensi :5-6x/hari     6-7x/hari
Jenis  : air putih, teh  air putih, susu
Porsi  : 1 gelas         1-2 gelas
Pantangan : tidak ada    tidak ada
Keluhan : tidak ada      tidak ada

b. Eliminasi
BAB
Frekuensi : 1-2x/hari    1x/hari
Warna  : kuning          kuning
Konsistensi : lembek     lembek
Keluhan : tidak ada      tidak ada
BAK
Frekuensi : 4-5x/hari    6-7x/hari
Warna  : kuning jernih   kuning jernih
Konsistensi : cair       cair
Keluhan : tidak ada      tidak ada

c. Istirahat
Tidur siang
Lama  : 2-3 jam/hari     1-2 jam/hari
Keluhan : tidak ada      tidak ada
Tidur malam
Lama  : 6-7 jam/hari     5-6 jam/hari
Keluhan : tidak ada      tidak ada


d. Personal Hygiene
Mandi  : 2x/hari         2x/hari
Ganti pakaian : 2x/hari  2-3x/hari
Gosok gigi : 3x/hari     3x/hari
Keramas : 3x/minggu      3-4x/minggi

e. Pola seksualitas
Frekuensi : 2-3x/minggu  1-2x/minggu
Keluhan : tidak  ada     tidak ada

f. Pola aktivitas (terkait kegiatan fisik, olahraga)
-Ibu mengatakan melakukan pekerjaan rumah yang ringan
-Ibu mengatakan jarang melakukan kegiatan olahraga

10. Kebiasaan yang menggangu kesehatan (merokok, minum jamu, minum beralkohol)
Ibu mengatakan tidak memiliki kebiasaan yang mengganggu kesehatan seperti merokok, minum jamu, minum beralkohol.

11. Data psikososial, spiritual dan ekonomi (penerimaan ibu/suami/keluarga terhadap kelahiran, dukungan keluarga, hubungan dengan suami/keluaraga/tetangga, perawatan bayi, kegitan ibadah, kegiatan sosial, keadaan ekonomi keluarga).
- Ibu mengatakan ibu, suami, dan keluarga sangat senang dan menerima atas kehamilan ini, keluarga semua sangat mendukung, hubungan ibu dengan suami, keluarga serta tetangga baik-baik saja,
- Ibu mengatakan belum terlalu mengetahui tentang cara perawatan bayi,karena ini merupakan anak yang pertama,
- Ibu mengatakan melakukan kegiatan ibadah dirumah,
- Ibu mengatakan jarang mengikuti kegiatan sosial dilingkungan masyarakat,
- Ibu mengatakan keadaan ekonomi keluarga cukup untuk memenuhu kebutuhan sehari-hari.

12. Pengetahuan ibu (tentang kehamilan, persalinan, nifas)
- Ibu mengatakan belum terlalu mengetahui tentang kehamilan TM I,II,dan TM III
- Ibu mengatakan belum mengetahui tentang persalinan
- Ibu mengatakan belum mengetahui tentang nifas

13. Lingkungan yang berpengaruh (sekitar rumah dan hewan peliharaan)
- Ibu mengatakan lingkuangan sekitar rumahnya bersih,
- Ibu mengatakan tidak memiliki hewan peliharaan didalam maupun disekitar rumahnya.

C. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran  : composmentis
Status emosional : stabil
Tanda vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg     Nadi : 80 x/menit
Pernafasan       : 20 x/menit   Suhu : 36,5 derajat c
BB sebelum hamil : 50 kg        TB     : 158 cm
BB setelah hamil : 56 kg

2. Pemeriksaan fisik
Kepala : mesochepal, Rambut ibu bersih, tidak rontok dan     tidak ada ketombe
Wajah : oval, tidak ada oedema, tidak ada cloasma gravidarum, tidak pucat
Mata : simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda, tidak ada infeksi
Hidung  : simetris, tidak ada polip, tidak ada sekret,
Mulut  : simetris, bibir tidak pucat, tidak adanya sariawan, lidah bersih, gigi bersih, tidak ada caries dan lubang pada gigi dan
gusi tidak berdarah,
Telinga  : simetris, tidak ada sekret, terdpat lubang teling,
Leher : simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,  parotis,dan vena jugularis
Dada : simetris, tidak ada pembesaran, tidak ada retraksi  dinding dada, ada wheezing
Payudara : simetris, ada pembesaran, areolla hiperpigmentasi,  puting susu
menonjol,
Abdomen  : simetris, pembesaran sesuai umur kehamilan, terdapat striae Gravidarum

Palpasi
Leopold I : Bagian fundus teraba bulat, lunak, tidak melenting ( bokong)
Leopold II : Sebelah kiri teraba keras, memanjang, dan rata   seperti papan
Sebelah kanan teraba bulat, kecil-kecil (ekstremitas)
Leopold III : bagian bawah rahim teraba bulat, keras, melenting ( kepala)
Leopold IV : bagian terendah janin belum masuk PAP

Osborn test : DKP (-)
Pemeriksaan Mc. Donald
TFU  :20 cm  TBJ : 1240 gram
Auskultasi
Djj   : 140x/menit

Ekstremitas Atas   : simetris, tidak oedema, jari lengkap, gerakan  aktif
Ekstremitas Bawah: simetris tidak ada oedema, tidak varises, jari lengkap, gerakan  aktif
Genetalia luar :tidak ada varises, tidak ada oedema, tidak   pembesaran  kelenjar bartholini
Pemeriksaan panggul: tidak dilakukan
(bila perlu)

3. Pemeriksaan penunjang  tgl :  Pukul :  WIB
Tidak dilakukan

4. Data penunjang
Foto rontgen torak terdapat penyempitan saluran pernafasan.

II. INTERPRETASI DATA
A. Diagnosa kebidanan
Ibu Ny. R G1P0A0Ah0, hamil 28 minggu, janin tunggal hidup intra uterine, punggung kiri, presentasi kepala, belum masuk PAP, dengan Asma Bronchialis ringan.

Data Dasar:
Ds: ibu mengatakan bernama Ny.R
       ibu mengatakan berumur 20 tahun
       ibu mengatakan ini kehamilan pertamanya
       ibu mengatakan HPHT nya 30-7-2012
ibu mengatakan mengeluh sesak nafas, sering kelelahan, dan bunyi     saat   bernafas

Do :
djj 140 x/m,
Pemeriksaan fisik terdapat whezing pada dada
Leopold I : bokong
Leopold II : punggung kiri
Leopold III: presenrasi kepala
Leopold IV : belum masuk panggul
Foto rontgen, terdapat penyempitan saluran pernafasan

B. Masalah

Data Dasar

III. IDENTIFIKASI MASALAH DAN ANTISIPASI DIAGNOSA POTENSIAL
Potensial terjadi Hipoksia pada janin

IV. TINDAKAN SEGERA
A. Mandiri
Membantu memperlancar pernafasan ibu dengan tindakan mengatur posisi ibu, membersihkan jalan nafas, berikan oksigen/inhalasi.
B. Kolaborasi
Kolaborasi dengan dokter Sp.OG dalam pemberian obat :
a. Ketotifen 2 x 1mg perhari
b. Metaproterenol
C.  Merujuk
Tidak ada


V. PERENCANAAN  Tanggal :19 februari 2013 Pukul :10.15 WIB
1.Beritahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan
2.Anjurkan ibu tidur dengan posisi fowler
3.Beritahu menghindari fakrot pencetus asma
4.Berikan ibu dukungan emosional
5.Anjurkan kepada ibu untuk beristirahat
6.Beritahu ibu mengenai tanda bahaya kehamilan dan penyakit asma
7.Berikan ibu terapi dan cara meminumnya
8.Beritahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang
9.Lakukan pendokumentasian.

VI. PELAKSANAAN  Tanggal :19 februari 2013  Pukul : 10.25 WIB
1. Memberitahukan ibu dan keluarga tentang keadaan ibu baik yaitu TD : 120/80 mmHg, R : 20x/m, N : 80x/m, S : 36,5 derajat C, keadaan janin baik djj : 140x/m
2. Menganjurkan ibu tidur dengan posisi fowler yaitu setengah duduk  agar membantu   memperlancar jalan nafas ibu,dan mengurangi terjadinya sesak saat ibu bernafas.
3. Memberitahukan ibu menghindari faktor pencetus asma yaitu dengan menghindari asap rokop, asap kendaraan, debu, dan menghindari menkonsumsi es, karena dapat memicu kambuhnya asma secara tiba-tiba.
4. Memberikan ibu dukungan emosional, baik dari suami dan keluarga, agar ibu tidak stres dan tidak terlalu banyak pikiran sehingga dapat membantu meredakan gejala asma.
5. Menganjurkan ibu untuk memperbanyak istirahat, minimal tidur siang selama 2 jam, tidur malam 8 jam, tidak melakukan pekerjaan yang berat-berat, berolahraga yang ringan, melakukan yoga dan melatih nafas agar jalan nafas tetap terjaga.
6. Memberitahu ibu tanda bahaya kehamilan, seperti pusing kepala hebat, mata berkunang-kunang, nyeri perut yang hebat, gerakan janin berkurang atau janin tidak bergerak, dan bahaya berlanjut penyakit asma seperti sesak nafas berlebihan atau tidak bisa bernafas, batuk berlebihan, jika ibumengalami salah satu atau lebih dari tanda bahaya tersebut segera memeriksakan ketempat pelayanan kesehatan terdekat untuk segera mendapat pertolongan.
7. Memberikan ibu therapi dan cara meminumnya yaitu tablet fe 1x1 diminum pada malam hari menjelang tidur dengan menggunakan air purih atau air jeruk agar dapat meningkatkan keefkititas oenyerapan obat dalam tubuh, dna jangan menggunakan air teh, atau kopi karena mengandung kafein yang dapat menghambat penyerapan obat, ketotifen 2x1 diminum setelah makan pagi dan sore
8. Menganjurkan pada ibu untuk melakukan kunjungan ulang yaitu 2 minggu lagi pada tanggal 2 – 3 – 2013
9. Melakukan pendokumentasian pada buku KIA dan buku register.

VII. EVALUASI  Tanggal :19 februari 2013 Pukul :10.30 WIB
1. Ibu sudah mengetahui tentang keadaannya dan janinnya
2. Ibu sudah mengetahui tentang posisi yang nyaman buat tidur
3. Ibu sudah mengetaui faktor pencetus asma
4. Ibu sudah merasa tenang dengan dukungan emosoinal yang diberikan
5. Ibu bersedia melakukan istirahat seperti yang dianjurkan
6. Ibu sudah mengetahui tanda bahaya pada kehamilan dan tnda bahaya pada asma
7. Ibu sudah mengetahui therapinya dan cara meminumnya
8. Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang
9. Telah didokumentasikan





BAB III
KESIMPULAN
Asma bronchiale merupakan salah satu penyakit saluran nafas yang sering dijumpai dalam kehamilan dan persalinan. Pengaruh kehamilan terhadap timbulnya asma tidak sama pada penderita, bahkan pada seorang penderita asma, serangannya tak sama pada kehamilan pertama dan berikutnya. Biasanya serangan akan timbul mulai UK 24-36 minggu dan pada akhir kehamilan jarang terjadi serangan.
 Pengaruh asma pada ibu dan janin sangat tergantung dari sering beratnya serangan, karena ibu dan janin akan kekurangan oksigen atau hipoksia. Keadaan hipoksia bila tidak segera diatasi tentu akan berpengaruh pada janin dan sering terjadi keguguran, partus prematur, dan gangguan pertumbuhan janin
 Faktor pencetus timbulnya asma antaralain zat-zat alergi, infeksi saluran pernafasan, pengaruh udara dan faktor psikisis. Penderita selama kehamilan perlu mendapat pengawasan yang baik, biasanya penderita mengeluh nafas pendek, berbunyi, sesak, dan batuk-batuk. Diagnosis dapat ditegakkan seperti asma diluar kehamilan.
Saran
 Pada ibu hamil yang mempunyai riwayat penyakit asma, sebaiknya disarankan jangan mudah kelelahan, ataupun stress. Karena itu merupakan salah satu pemicu terjadinya asma.perbanyak istirahat, jauhi faktor resiko,dan lakukan olahraga yang ringan.





DAFTAR PUSTAKA
1. Rukiyah Ai yeyeh, Lia yulianti. 2011. Asuhan kebidanan IV. yogyakarta
2. Marmi. 2011. Asuhan kebidanan patologi. yogyakarta. Pustaka pelajar
3. http//www.wikipedia.com asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan asma bronchialis.



</div>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar