Minggu, 05 Mei 2013

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN KALA I DENGAN GAWAT JANIN


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
  Gawat janin dapat terjadi dalam persalinan karena partus lama, infuse oksitosin, perdarahan, infeksi, insufisiensi plasenta, ibu yang diabetes, kehamilan pre dan posterm, ataupun prolapsus tali pusat. Hal ini harus segera dideteksi dan perlu penanganan segera. Istilah fetal distress biasa digunakan untuk menggambarkan hipoksia pada janin dimana dapat menyebabkan kecacatan pada janin atau kematian bila janin tidak segera dilahirkan.
  Gawat janin menunjukkan suatu keadaan bahaya yang relatif dari janin yang secara serius, yang mengancam kesehatan janin. Istilah gawat janin (fetal distress) terlalu luas dan kurang tepat menggambarkan situasi klinis. Ketidakpastian dalam diagnosis gawat janin yang didasarkan pada interpretasi pola frekuensi denyut jantung janin menyebabkan munculnya istilah-istilah deskriptif misalnya “reassuring” (meyakinkan) atau “nonreassuring” (meragukan, tidak meyakinkan).2 Gawat janin juga umum digunakan untuk menjelaskan kondisi hipoksia yang bila tidak dilakukan penyelamatan akan berakibat buruk yaitu menyebabkan kerusakan atau kematian janin jika tidak diatasi secepatnya atau janin secepatnya dilahirkan. Hipoksia ialah keadaan jaringan yang kurang oksigen, sedangkan hipoksemia ialah kadar oksigen darah yang kurang. Asidemia ialah keadaan lanjut dari hipoksemia yang dapat disebabkan menurunnya fungsi respirasi atau akumulasi asam.


B. Tujuan
 Makalah ini disusun untuk memberikan gambaran yang komprehensif tentang kejadian, faktor resiko dan pendekatan standar serta membahas bagaimana menghindari gawat janin dan menangani situasi ini jika terjadi.














BAB II
PEMBAHASAN

I. Pengertian
 Gawat janin adalah bradikardi janin persisten yang apabila tidak segera ditangani dapat menimbulkan dekompresi respon fisiologis dan menyebabkan kerusakan permanen sistem saraf pusat dan organ lain serta kematian. Gawat janin adalah keadaan / reaksi ketika janin tidak memperoleh oksigen yang cukup. Gawat Janin dapat diketahui dari tanda-tanda sebagai berikut :
1. Frekuensi bunyi jantung janin kurang dari 120 x / menit atau lebih dari 160 x /menit.
2. Berkurangnya gerakan janin ( janin normal bergerak lebih dari 10 kali per hari ).
3. Adanya air ketuban bercampur mekonium, warna kehijauan ( jika bayi lahir dengan letak kepala )
 Kegawatan yang kronik dapat timbul setelah suatu periode waktu yang panjang selama periode antenatal bila status fisiologis dari unit ibu-janin-plasenta yang ideal dan normal terganggu. Hal ini dapat dipantau melalui evaluasi dari pertumbuhan janin intar uteri, keadaan biofisikal janin, cordosintesis, dan velosimetri Doppler. (springer) Gawat janin akut disebabkan oleh suatu kejadian yang tiba-tiba yang mempengaruhi oksigenasi janin. Gawat janin selama persalinan menunjukkan hipoksia (kurang oksigen) pada janin. Tanpa oksigen yang adekuat, denyut jantung janin kehilangan variabilitas dasarnya dan menunjukkan deselerasi (perlambatan) lanjut pada kontraksi uterus. Bila hipoksia menetap, glikolisis (pemecahan glukosa) anaerob menghasilkan asam laktat dengan pH janin yang menurun.
 Sebagian besar diagnosis gawat janin didasarkan pada pola frekuensi denyut jantung. Penilaian janin ini adalah penilaian klinis yang sarna sekali subyektif dan pastilah memiliki kelemahan dan harus diakui demikian. Salah satu penjelasannya adalah bahwa pola-pola ini lebih merupakan cerminan fisiologi daripada patologi janin. Pengendalian frekuensi denyut jantung secara fisiologis terdiri atas beragam mekanisme yang saling berkaitan dan bergantung pada aliran darah serta oksigenasi. Selain itu, aktivitas mekanisme-mekanisme pengendali ini dipengaruhi keadaan oksigenasi janin sebelumnya, seperti tampak pada insufisiensi plasenta kronik, sebagai contoh. Yang juga penting, jika janin menekan tali pusat, tempat aliran darah terus menerus mengalami gangguan. Selain itu, persalinan normal adalah proses yang menyebabkan janin mengalami asidemia yang semakin meningkat (Rogers dkk., 1998). Dengan demikian, persalinan normal adalah suatu proses saat janin mengalami serangan hipoksia berulang yang menyebabkan asidemia yang tidak terelakkan. Dengan kata lain, dan dengan beranggapan bahwa “asfiksia” dapat didefinisikan sebagai hipoksia yang menyebabkan asidemia, persalinan normal adalah suatu proses yang menyebabkan janin mengalami asfiksia.
II. Penyebab (Etiologi)
Terdapat beberapa etiologi (penyebab) dari gawat janin.
1) Etiologi fetal distress Ibu :
1. Penurunan kemampuan membawa oksigen ibu
2. Anemia yang signifikan
3. Penurunan aliran darah uterin
4. Posisi supine atau hipotensi lain, preeklampsia
5. Kondisi ibu yang kronis
6. Hipertensi

2) Etiologi – Faktor Uteroplasental
1. Kontraksi uterus seperti hiperstimulas dan solusio plasenta
2. Disfungsi uteroplasental
3. Infark plasental
4. Korioamnionitis
5. Disfungsi plasental ditandai oleh IUGR, Oligohidramnion

III. Etiologi – Faktor Janin
a) Kompresi tali pusat
Oligohidramnion, prolaps tali pusat, puntiran tali pusat

b) Penurunan kemampuan janin membawa oksigen
Anemia berat, misal : isoimunisasi, perdarahan feto-maternal
Kesejahteraan Janin dalam Persalinan
Asfiksia intrapartum dan komplikasi:
Skor Apgar 0-3 selama >/= 5 menit
Sekuele neurologis neonatal
Disfungsi multiorgan neonatal
pH arteri tali pusat 7,0
 Defisit basa arteri tali pusat >/= 16 mmol/L

IV. Patofisiologi
  Dahulu diperkirakan bahwa janin mempunyai tegangan oksigen yang lebih rendah karena ia hidup di lingkkungan hipoksia dan sidosis yang kronik. Terapi pemikiran itu tidak benar karena bila tidak ada tekanan (stress), janin hidup dalam lingkungan yang sesuai dan dalam kenyataannya konsumsi oksigen per gram berat badan sama dengan orang dewasa. Meskipun tekanan oksigen parsial (pO2) rendah, penyaluran oksigen pada jaringan tetap memadai.
  Afinitas terhadap oksigen, kadar hemoglobin dan kapasitas angkut oksigen pada janin lebih besar dibandingkan dengan orang dewasa. Demikian juga halnya dengan curah jantung dan kecepatan arus darah lebih besar dari pada orang dewasa. Dengan demikian penyuluhan oksigen melalui plasenta kepada janin dan jaringan periferdapat terselenggara dnegan relatif baik. Sebagai hasil metabolisme oksigen akan terbentuk asam piruvat, CO2 dan air di sekresi melalui plasenta. Bila plasenta mengalami penurunan fungsi akibat dari ruang intervili yang berkurang, maka penyaluran oksigen dan ekskresi CO2 akan terganggu yang berakibat penurunan pH atau timbulnya asidosis. Hipoksia yang berlangsung lama menyebabkan janin harus mengolah glukosa menjadi enersi melalui reaksi anerobik yang tidak efisien, bahkan menimbulkan asam organik yang menambahkan asidosis metabolik. Pada umumnya asidosis janin disebabkan oleh gangguan arus darah uterus atau arus darah tali pusat.
  Bradikardi janin tidak harus berarti merupakan indikasi kerusakan jaringan akibat hipoksia, karena janin mempunyai kemampuan redistribusi darah bila terjadi hipoksia, sehingga jaringan vital (otak dan jantung)akan menerima penyaluran darah yang lebih banyak dibandingkan jaringan perifer. Badikardia mungkin merupakan mekanisme perlindungan agar jantung bekerja lebih efisien sebagai akibat hipoksia. Yang akan dibahas disini adalah diagnosis gawat janin dalam persalinan yang dapat diketahui dengan teknik pengawasan atau pemantauan elektronik jantung janin dan teknik pemeriksaan darah janin (PDJ).

V. Tanda – tanda dan Gejala
  Gejala yang dirasakan oleh ibu adalah berkurangnya gerakan janin. Ibu dapat melakukan deteksi dini dari gawat janin ini, dengan cara menghitung jumlah tendangan janin/ ’kick count’ . Janin harus bergerak minimal 10 gerakan dari saat makan pagi sampai dengan makan siang. Bila jumlah minimal sebanyak 10 gerakan janin sudah tercapai, ibu tidak harus menghitung lagi sampai hari berikutnya. Hal ini dapat dilakukan oleh semua ibu hamil, tapi penghitungan gerakan ini terutamadiminta untuk dilakukan oleh ibu yang beresiko terhadap gawat janin atau ibu yangmengeluh terdapat pengurangan gerakan janin. Bila ternyata tidak tercapai jumlahminimal sebanyak 10 gerakan maka ibu akan diminta untuk segera datang ke RS atau pusat kesehatan terdekat untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
 Tanda-tanda gawat janin:
• Mekonium kental berwarna hijau terdapat di cairan ketuban pada letak kepala
• Takikardi/ bradikardi/ iregularitas dari denyut jantung janin. Untuk mengetahui adanya tanda-tanda seperti di atas dilakukan
• Asidosis janin diperiksa dengan cara mengambil sampel darah janin

VI. Komplikasi
Komplikasi yang dapat muncul jika janin mengalami gawat janin yaitu :
a. Asfiksia
b. Menyebabkan kematian janin jika tidak segera ditangani dengan baik
 Komplikasi Gawat janin atau asfiksia intrauterin merupakan akibat dari kompresi talipusat akibat berkurangnya cairan amnion (oligohidramnion) atau prolapsus talipusat KPD pada kehamilan yang sangat muda dandisertai oligohidramnion yang lama menyebabkan terjadinya deformitas janin a.l : Hipoplasia pulmonal Potter μs fasciaDeformitas ekstrimitas.

VII. Pemeriksaan Penunjang
a. USG : untuk mengetahui usia kehamilan, derajat maturitas plasenta
b. Kardiotokografi : untuk menilai ada atau tidaknya gawat janin
c. Amniocentesis : pemeriksaan sitologi air ketuban
d. Amnioskopi : melihat kekeruhan air ketuban
e. Uji Oksitisin : untuk menilai reaksi janin terhadap kontraksi uterus
f. Pemeriksaan kadar estriol dalam urine
g. Pemeriksaan sitologi vagina

 Pemantauan Denyut Jantung Janin Kebanyakan dari diagnosis gawat janin yang dilakukan didasarkan atas pola denyut jantung janin, tetapi diagnosa berdasarkan pola denyut jantung janin ini masih menjadi kontroversi, karena hal itu lebihmerefleksikan suatu keadaan fisiologi dari janin daripada suatu keadaan patologis. National Institute of Child Health and Human Development fetalmonitoring workshop (1997) telah memberikan suatu Konsensust entang pola denyut jantung janin.
1. Normal apabila denyut jantung janin berkisar antara 110-160 x.menitdengan variasi 6-25  x/menit, dimana didapatkan suatu kondisi akselerasi tanpa deselarasi.
2. Intermediet
3. Abnormal, apabila ada tanda-tanda perlambatan atau deselerasi dengan kemampuan nol atau bradikardi substansial dengankemampuan nol

Sementara dalam buku acuan nasional pelayanan kesehatanmaternal dan neonatal memberikan penilaian terhadap denyut jantung janin sebagai berikut :
1. Denyut jantung janin normal dapat melambat sewaktu his, dan segera kembali normal setelah  relaksasi.
2. Denyut jantung lambat yaitu kurang dari 100 kali per menit saat tidak ada his, menunjukan  adanya gawat janin.
3. Denyut jantung cepat yaitu lebih dari 180 kali per menit yang disertai takikardi ibu biasa karena ibu demam, efek obat, hipertensi atauamnionitis. Jika denyut jantung ibu normal,  denyut jantung janincepat sebaiknya dianggap sebagai tanda gawat janin.

Pemeriksaan PH Darah Kulit Kepala Janin
Pemeriksaan PH darah janin telah dibuktikan mempunyai hubungan erat dengan tingkat asidosis janin 1-3,7,9-11-12
Indikasi pemeriksaan darah janin adalah :
1. Deselerasi lambat berulang
2. Deselerasi variable memanjang
3. Mekonium pada presentasi kepala
4. Hipertensi pada ibu
5. Osilasi dengan variabilitas yang menyempit.
 Sejak pertama pertama kali diperkenalkan oleh Saling pada tahun1967 pengambilan sampel darah telah menjadi keputusan akhir dalam mendiagnosa adanya gawat janin. Darah diambil dari bagian terbawah janin seperti kepala atau bokong selama proses persalinan. Darah diambil melalui insisi dengan kedalaman 2mm.
 Pengambilan darah janin harusdilakukan di luar his dan sebaiknya ibu dalam posisi tidur miring daerah diambil sebanyak 0,25 ml kemudian dilakukan pemeriksaan pH,Pco2,Po2. nilai pH sendiri tidak akan memperlihatkan perbedaan antara respirasi dan asidosis metabolik. Penatalaksanaan dari penyebab asidosis secara teoritis berbeda,dimana pada keadaan asidosis metabolik membutuhkan terminasi segera, sementara keadaan asidosis respiratotrik dapat merespon resusitasi standar. Jika deselerasi tidak memberikanrespon yang cepat pada gawat janin, maka segera dilakukan pemeriksaan sampel darah janin.
 Beard dan kawan kawan mendapatkandalam penelitiannya ada hubungan yang erat antara pH darah kulit kepala janin intra partum dengan apgar skor 2 menit pada neonatus. Seperti yang diperlihatkan pada tabel 2.Tabel 2. korelasi anatara pH darah kulit kepala dengan pola deselerasi.Dikutip dari Ramon M.
Sementara Winkyosastro menetapkan Interprestasi pada hasil pemeriksaan darah janin adalah sebagai berikut :
• pH 7,25 normal
• pH 7,25 - 7,10 tersangka asidodis dan dilakukan pemeriksaan ulang10 menit kemudian
• pH < 7,10 Asidosis dan janin harus dilahirkan segeraPemeriksaan darah janin dan pemantauan denyut jantung janin salingmenunjang dan telah dibuktikan mempunyai korelasi yang erat.Pemeriksaan darah janin terutama berguna untuk menera atau memastikankeadaan janin bila terdapat gambaran denyut jantung janin yang abnormal.Meskipun demikian perlu diingat bahwa hasil pemeriksaan darah janinitu sesaat dan mungkin perlu diulangi. Zallar dan Quiland merekomendasikan suatu protokol yaitu : jika pH besar dari 7,25 maka persalinan di observasi. Jika pH antaraa 7,20 – 7,25 Pengukuran pH harusdiulangi dalam 30 menit, Jika pH kurang dari 7,20 maka sampel darah kulit kepala yang lain harus segera diambil dan ibu harus diterminasi segera. Sirkulasi janin mungkin berubah dengan penyaluran darah yang lebih baik ke organ vital yaitu otak dan jantung dalam keadaan asidosis.Pada umumnya hipoksia dan asidosis atau infeksi intrapartum dapatmenyebabkan takikardi dari fetus Adanya mekonium pada cairan amnionlebih sering terlihat saat gawat janin mencapai maturitas dan bukanmerupakan tanda-tanda gawat janin. Sedikit mekonium tanpa disertaidengan kelainan denyut jantung janin merupakan suatu peringatan untuk pengawasan lebih lanjut. Mekonium kental merupakan tanda pengeluaranmekonium pada cairan amnion yang berkurang dan merupakan indikasi perlunya persalinan yang cepat dan penanganan mekonium pada salurannafas atas neonatus untuk mencegah aspirasi mekonium, sementara pada presentasi bokong mekonium dikeluarkan pada saat persalinan akibatkompresi abdomen janin pada persalinan. Hal ini bukan merupakankegawatan kecuali jika terjadi pada awal persalinan
VIII. Penatalaksanaan
 Penanganan umum: Pasien dibaringkan miring ke kiri, agar sirkulasi janin dan pembawaan oksigen dari obu ke janin lebih lancer. Berikan oksigen sebagai antisipasi terjadinya hipoksia janin. Hentikan infuse oksitosin jika sedang diberikan infuse oksitosin, karena dapat mengakibatkan peningkatan kontraksi uterus yang berlanjut dan meningkat dengan resiko hipoksis janin.
 Diagnosis saat persalinan didasarkan pada denyut jantung janin yang abnormal. Diagnosis yang lebih pasti jika disertai oleh air ketuban hijau dan kental atau sedikit.
 Jika denyut jantung janin diketahui tidak normal, dengan atau tanpa kontaminasi mekonium pada cairan amnion, lakukan hal se¬bagai berikut: Jika sebab dari ibu diketahui (seperti demam, obat-obatan) mulailah penanganan yang sesuai. Jika sebab dari ibu tidak diketahui dan denyut jantung janin tetap abnormal sepanjang paling sedikit 3 kontraksi, lakukan pemeriksaan dalam untuk mencari penyebab gawat janin :
• Jika terdapat perdarahan dengan nyeri yang hilang timbul atau menetap,pikirkan kemungkinan solusio plasenta.
• Jika terdapat tanda-tanda infeksi (demam, sekret vagina berbau tajam) berikan antibiotika untuk.
• Jika tali pusat terletak di bawah bagian bawah janin atau dalam vagina, lakukan penanganan prolaps tali pusat Jika denyut jantung janin tetap abnormal atau jika terdapat tanda-tanda lain gawat janin (mekonium kental pada cairan amnion), rencanakan persalinan:
• Jika serviks telah berdilatasi dan kepala janin tidak lebih dari 1/5 di atas simfisis pubis atau bagian teratas tulang kepala janin pada stasion 0, lakukan persalinan dengan ekstraksi vakum atau forseps.
• Jika serviks tidak berdilatasi penuh dan kepala janin berada lebih dari 1/5 di atas simfisis pubis atau bagian teratas tulang kepala janin berada di atas stasion 0, lakukan persalinan dengan seksio sesarea
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Gawat janin terjadi bila janin tidak menerima Oksigen cukup, sehingga mengalami hipoksia.
Penyebab gawat janin dapat meliputi :
a. Insufisiensi uteroplasenter kronik (kurangnya aliran darah uterus-plasenta dalam waktu lama)
• Penyakit hipertensi
• Diabetes mellitus
• Postmaturitas atau imaturitas

b. Kompresi (penekanan) tali pusat
Penanganan gawat janin yaitu :
a. Bebaskan setiap kompresi tali pusat
b. Perbaiki aliran darah uteroplasenter
c. Menilai apakah persalinan dapat berlangsung normal atau kelahiran segera merupakan indikasi. Rencana kelahiran (pervaginam atau perabdominam) didasarkan pada fakjtor-faktor etiologi, kondisi janin, riwayat obstetric pasien dan jalannya persalinan.

B. KRITIK DAN SARAN
 Sebaiknya persalinan dengan gawat janin dilakukan di rumah sakit atas kolaborasi dengan dokter. Kehamilan gawat janin harus secepatnya dideteksi untuk menghindari komplikasi terutama pada janin. Bidan sebaiknya dapat mendeteksi persalinan dengan gawat janin untuk menghindari komplikasi dan mengambil tindakan yang tepat untuk menanganinya.



















DAFTAR PUSTAKA
http://www.artikelkedokteran.com/120/gawat-janin-fetal-distress.html
http://sadnyashrti.blog.com/2009/11/05/gawat-janin-dalam-persalinan/
http://juvindawahyu.blogspot.com/2012/04/gawat-janin.html
 http://www.scribd.com/doc/78113563/Ketuban-pecah-dini
http://911medical.blogspot.com/2010/05/makalah-askeb-patologi-distosia.html
http://situskebidanan.blogspot.com/2010/02/landasan-teori-gawat-janin-dalam.html
http://www.scribd.com/doc/76270624/Penatalaksanaan-Gawat-Janin-Intra-Partum
http://obstetriginekologi.com/artikel/penatalaksanaan+gawat+janin.html
http://threspuspa.wordpress.com/2012/03/09/mengantisipasi-gawat-janin/
http://sehat-kesehatan.blogspot.com/
Ralph (Panoll)
Panoll, R. C. Obstetri dan Ginekologi Edisi 9. Kapita Silekta.
 (M.D)
M.D, B. T. Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi. Kapita Selekta.
Panoll, R. C. Obstetri dan Ginekologi Edisi 9. Kapita Silekta.





ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN
PADA NY. K UMUR 28 TAHUN G2P1A0AH1 UK 39 MINGGU INPARTU KALA I DENGAN GAWAT JANIN
DI BPM SRI ASTUTI, DEPOK, SLEMAN, YOGJAKARTA

No. Register : CM. 33321
Masuk RS tanggal/jam : 15-03-2013/ 10.00 WIB
Dirawat diruang : Ruang Bersalin

I. PENGKAJIAN  Tanggal/Pukul : 15-03-13 / 10.00 WIB, Oleh : Bidan Sri
A. IDENTITAS Ibu Suami
1. Nama : Ny. K Tn. D
2. Umur : 28 tahun 29 tahun
3. Agama : Buddha Buddha
4. Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
5. Pendidikan : SMA Diploma
6. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Swasta
7. Alamat : Jl. Rangginang No.10 Jl. Rangginang No.10

B. DATA SUBJEKTIF
1. Alasan datang/dirawat
Ibu mengatakan ingin bersalin
2. Keluhan utama
Ibu mengatakan perutnya terasa kenceng-kenceng teratur dan mengeluarkan lendir darah 04.00 WIB dan ibu juga merasa cemas karena gerakan janinnya berkurang.
3. Riwayat menstruasi
Menarce : 13 tahun  Siklus : 28 hari
Lama : 3 hari – 7hari Teratur : Teratur
Sifat darah : lendir darah Keluhan : Tidak ada
4. Riwayat perkawinan
Status pernikahan : Menikah Menikah ke : Pertama
Lama   : 7 tahun Usia Menikah : 21 tahun

5. Riwayat obstetric : G2 P1 A0 AH1
Hamil
ke Persalinan Nifas
 Tgl Umr khmln Jenis persalinan Penolong Komplikasi JK BB
Lahir Laktasi Komplikasi
1 2002 39 spontan bidan Atonia uteri P 3200 Ya Tidak ada
 H A M I L  I N I

6. Riwayat kontrasepsi yang di gunakan
No. Jenis Kontrasepsi Pasang Lepas
  Tgl Oleh Tempat Keluhan Tgl Oleh Tempat Alasan
1. Suntik 1 bulan 2002 Bidan BPM Tidak ada 2012 bidan BPM Ingin punya anak lagi
       

7. Riwayat kehamilan sekarang
a. HPHT : 15 Juni 2012   HPL: 22 Maret 2013
b. ANC pertama umur kehamilan : 12 minggu
c. Kunjungan ANC
Trimester I
Frekuensi : 1 x
Keluhan : mual dan pusing
Komplikasi : tidak ada
Terapi : pemberian asam folat dan vit c
Trimester II
Frekuensi : 3 x
Keluhan : pusing
Komplikasi : tidak ada
Terapi : pemberian tablet fe
Trimester III
Frekuensi : 4 x
Keluhan : tidak ada
Komplikasi : tidak ada
Terapi : tablet fe

d. Imunisasi TT : 5 Kali
TT 1 : bulan mei 2001 (TT caten)
TT 2 : bulan juni 2001
TT 3 :  bulan desember 2001
TT 4 : bulan desember 2002
TT 5 : bulan desember 2003

e. Pergerakan janin selama 24 jam
Ibu mengatakan merasakan gerakan janin berkurang, kurang dari 10 x sehari.

8. Riwayat kesehatan
a. Penyakit yang pernah/sedang diderita (menular,menurun dan  menahun)
Ibu mengatakan tidak pernah ataupun sedang menderita penyakit menular, menurun, menahun seperti HIV-Aids, TBC, Hepatitis, Diabetes Melitus, Hipertensi, Jantung,  Asma.
b. Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga (menular,menurun dan menahun)
Ibu mengatakan keluarganya tidak pernah ataupun sedang menderita penyakit menular, menurun, menahun seperti HIV-Aids, TBC, Hepatitis, Diabetes Melitus, Hipertensi, Jantung,  Asma.
c. Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakan tidak memilik keturunan kembar
d. Riwayat operasi
Ibu mengatakan tidak pernah menjalani operasi apapun
e. Riwayat alergi obat
Ibu mengatakan tidak pernah alergi obat

9. Pola pemenuhan kebutuhan
a. Pola Nutrisi
Makan
Frekuensi : 3 x/hari
Jenis : Nasi, sayur, lauk
Porsi : 1 piring habis
Pantangan : tidak ada
Keluhan : tidak ada 
Minum
Frekuensi : 7 gelas /hari
Jenis : Air putih, teh, kopi
Porsi : 1 gelas sedang habis
Pantangan : tidak ada
Keluhan : tidak ada
b. Pola Eliminasi
BAB
Frekuensi : 1 x/hari
Warna : kuning
Konsistensi : lembek
Keluhan : tidak ada
BAK
Frekuensi : 6 x/hari
Warna : Kuning jernih
Konsistensi : Cair
Keluhan : tidak ada
c. Pola Istirahat
Tidur siang
Lama : 1 jam/hari
Keluhan : tidak ada
Tidur malam
Lama : 6-7 jam/hari
Keluhan : tidak ada
d. Personal Hygiene
Mandi : 3 x/hari
Ganti pakaian : 3 x/hari
Gosok gigi : 3 x/hari
Keramas  : 7 x/seminggu
e. Pola seksualitas
Frekuensi : 1 x/ seminggu
Keluhan : tidak ada
f. Pola aktivitas (terkait kegiatan fisik,olah raga)
Ibu mengatakan sebagai ibu rumah tangga kegiatan ibu seperti menyapu, memasak dan mencuci.

Pola pemenuhan Kebutuhan Terakhir
Makan, Tanggal : 15 Maret 2013,  Jenis : Nasi, sayur, lauk  Pukul : 07.00 WIB
Minum, Tanggal : 15 Maret 2013, Jenis : Air putih, teh  Pukul : 05.00 WIB
BAB, Tanggal : 15 Maret 2013  Pukul : 08.00 WIB
BAK, Tanggal : 15 Maret 2013  Pukul : 06.00 WIB

10. Kebiasaan yang mengganggu kesehatan (merokok, minum jamu, minuman beralkohol)
Ibu mengatakan tidak mempunyai kebiasaan seperti merokok, minum jamu, dan minum alkohol.

11. Data Psikososiospritual (persiapan menghadapi proses persalinan)
• Ibu mengatakan senang dengan kehamilannya sekarang
• Ibu mengatakan suaminya mendukung kehamilannya
• Ibu mengatakan keluarganya mendukung kehamilannya
• Ibu mengatakan hubungannya dengan suami baik
• Ibu mengatakan hubungannya dengan keluarga baik
• Ibu mengatakan hubungannya dengan tetangga baik
• Ibu mengatakan rajin sembahyang
• Ibu mengatakan keadaan ekonominya cukup

12. Pengetahuan ibu (tentang kehamilan, persalinan dan nifas)
Ibu mengatakan bahawa ibu mengetahui tentang kehamilan yaitu keadaan yang normal yang dialami oleh perempuan yang diakhiri dengan persalinan dan memasuki masa nifas.

C. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Status emosional : Stabil
Tanda vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg Nadi : 80 x/menit
Pernafasan : 23 x/menit Suhu : 37 ºC
BB sebelum hamil : 53 kg TB : 162 cm
BB saat bersalin : 64 kg

2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Simetris, tidak ada benjolan, tidak nyeri, rambut bersih,     tidak berketombe
Wajah : Simetris, pucat dan berkeringat dingin
Mata :  Simetris, kongjungtiva pucat , sekrela putih
Hidung :  Tidak ada polip, tidak ada secret, ada skat
Mulut :  Bibir merah muda, tidak ada sariawan, tidak ada gusi     berdarah
Telinga :  Simetris, ada lubang telinga, pendengaran baik
Leher :  Tidak ada pembesaran kelenjar parotis, tiroid, limfe dan     vena jugularis
Dada :  Simetris, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada      whesing
Payudara :  Simetris, putting menonjol, areola hiperpigmentasi,     colostrum sudah keluar
Abdomen :
Leopold I :TFU 2 jari di bawah px, di fundus teraba lunak,   bulat (bokong)
Leopold II : Kanan ; Teraba tahanan memanjang seperti papan    (punggung)
  Kiri ; Teraba bagian kecil-kecil dari janin (ekstremitas)
Leopold III : Teraba bulat, keras, melenting, bagian bawah janin tidak    bisa digoyangkan.
Leopold IV : Bagian terendah janin sudah masuk PAP (divergen)
Palpasi supra pubic :  2/5 bagian
Osborn test : Tidak dilakukan
TFU menurut Mc. Donald : 32 cm, TBJ : 3255 gram
His : 4x/10’/50”
Auskulatasi DJJ : 90 x/menit
Ekstremitas Atas : Jari lengkap, tidak oedem
Ekstremitas Bawah : Jari lengkap, tidak oedem
Genetalia Luar : Tidak ada varises
Anus : Tidak ada hemoroid
Pemeriksaan Panggul : Tidak dilakukan
Pemeriksaan dalam
Indikasi :kenceng-kenceng teratur dan keluar lendir darah
Tujuan :Untuk mengetahui ibu sudah masuk persalinan/belum
Hasil :vulva uretra tenang, dinding vagina licin, porsio tipis, pembukaan 8 cm, selaput ketuban -, preskep, uuk jam 11, kepala turun di hodge III, stld +, air ketuban keruh bercampur mekonium.
3. Pemeriksaan penunjang
Tidak ada
4. Data penunjang
Tidak ada

II. INTERPRETASI DATA
a. Diagnosa Kebidanan
Ny. K umur 28 tahun G2P1A0Ah1 , hamil 39 minggu, janin tunggal hidup intrauterine, preskep, puka, inpartu kala 1 fase aktif dengan gawat janin.
Data dasar
DS:
• Ibu mengatakan berumur 28 tahun
• Ibu mengatakan ini kehamilan kedua dan belum pernah abortus
• Ibu mengatakan hari pertama haid terakhirnya tanggal 15 Juni 2012
• Ibu merasakan kenceng-kenceng sejak jam 04.00 WIB
• Ibu merasakan gerakan janin melemah
• Ibu mengatakan mempunyai riwayat hipertensi
DO:
Keadaan umum : Lemah
Kesadaran : Composmentis
Status emosional : Stabil
Tanda vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg Nadi : 80 x/menit
Pernafasan : 23 x/menit Suhu : 37 ºC
BB sebelum hamil : 53 kg TB : 162 cm
BB saat bersalin : 64 kg

b. Masalah
Ibu cemas dengan keadaan janinnya.
DS: ibu mengatakan cemas karena gerakan janinnya berkurang.

III. IDENTIFIKASI DAN ANTISIPASI DIAGNOSA POTENSIAL
Hipoksia pada Janin

IV. TINDAKAN SEGERA
1. Mandiri
2. Kolaborasi
3. Merujuk: lakukan rujukan ke rumah sakit

V. PERENCANAAN
1. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan
2. Jelaskan tentang keluhan yang ibu rasakan
3. Berikan oksigen pada ibu
4. Beri dukungan moril pada ibu dan keluarga
5. Ajarkan teknik relaksasi pada ibu saat ada His
6. Anjurkan ibu memilih posisi yang nyaman
7. Penuhi nutrisis ibu
8. Siapkan perlengkapan merujuk
9. Damping ibu ke tempat rujukan

VI. PELAKSANAAN
1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan yaitu :
Keadaan umum : Lemah
Kesadaran : Composmentis
Status emosional : Stabil
Tanda vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg Nadi : 80 x/menit
Pernafasan : 23 x/menit Suhu : 37 ºC
Pembukaan 8 cm, dan ada kegawatan pada janin.
2. Menjelaskan pada ibu tentang keluhan yang ibu rasakan bahwa gerakan janinnya berkurang disebabkan karena janin ibu kekurangan oksigen dan harus segera di rujuk untuk mendapat pertolongan yang lebih intensif.
3. Memberikan oksigen melalui nasal kanul 6 liter/menit
4. Memberikan dukungan moril pada ibu dan keluarga dengan menganjurkan ibu berdoa agar semua proses persalinan berjalan lancar dan mempersilahkan suami dan keluarga menemani ibu
5. Mengajarkan teknik relaksasi pada ibu saat ada his yaitu dengan menarik nafas panjang lewat hidung dan mengeluarkannya lewat mulut
6. Menganjurkan ibu memilih posisi yang nyaman dan menganjurkan ibu supaya jangan mengambil posisi telentang karena dapat menghambat peredaran darah ibu
7. Menganjurkan keluarga untuk memenuhi kebutuhan ibu, seperti makan, minum.
8. Menyiapkan perlengkapan rujukan yaitu BAKSO KUDA (bidan, alat, kendaraan,surat, obat, keluarga, darah dan doa).
9. Mendampingi ibu ketempat rujukan.

VII. EVALUASI
1. Hasil pemeriksaan telah diberi tahukan kepada ibu
2. Ibu sudah paham tentang keluhan yang dirasakan dan ibu bersedia untuk di rujuk.
3. Ibu sudah mendapatkan oksigen
4. Ibu dan keluarga berdoa semoga proses persalinan berjalan lancar dan menemani ibu sampai akhir persalinan
5. Ibu mengerti dan dapat mengurangi teknik relaksasi yang dianjurkan bila ada his
6. Ibu memilih posisi untuk miring kekiri
7. Ibu sudah minum 1 gelas air putih
8. Perrlengkapan merujuk sudah disiapkan
9. Ibu sudah di damping ke tempat rujukan.









asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan asma bronchialis

BAB 1
LANDASAN TEORI
1.1 Latar Belakang
Perubahan sistem respirasi pada masa kehamilan diperlukan untuk pertumbuhan janin dan kebutuhan oksigen maternal. Perubahan sistem respirasi meliputi perubahan kebutuhan oksigen, dyspnea (sesak nafas) dan peningkatan volume tidal.
Selama kehamilan terjadi perubahan fisiologi sistem pernafasan disebabkan oleh perubahan hormonal dan faktor mekanik. Pengaruh hormonal (peningkatan kadar estrogen) menyebabkan ligamen pada kerangka iga berelaksasi sehingga ekspansi rongga dada meningkat. Sedangkan perubahan mekanis meliputi elevasi posisi istirahat diafragma kurang lebih 4 cm, peningkatan 2 cm tranversal saat sudut subkostal dan iga bawah melebar, serta lingkar toraks melingkar kurang lebih 6 cm. Semua perubahan ini disebabkan oleh pembesaran uterus akibat tekanan keatas. Perubahan-perubahan ini diperlukan untuk mencukupi peningkatan kebutuhan metabolik dan sirkulasi untuk pertumbuhan janin, plasenta dan uterus. Adanya perubahan-perubahan ini juga menyebabkan perubahan pola pernapasan dari pernapasan abdominal menjadi torakal yang juga memberikan pengaruh untuk memenuhi peningkatan konsumsi oksigen maternal selama kehamilan. Perubahan hormonal pembesaran mukosa saluran respirasi. Pernafasan melalui hidung akan semakin sulit, sehingga wanita hamil cenderung bernafas dengan mulut, terutama pada malam hari. Hal ini akan menyebabkan terjadinya xerostomia. Insidensi xerostomia pada wanita hamil adalah sekitar 44%. Xerostomia ini akan meningkatkan frekuensi karies gigi. Selain itu, peningkatan progesteron menyebabkan hiperventilasi. Hiperventilasi pada kehamilan adalah hiperventilasi relatif, artinya kenaikan ventilasi alveolar diluar pengaruh CO2 sehingga PaCO2 menurun.

Pemenuhan kebutuhan oksigen
Laju basal metabolisme meningkat selama kehamilan seperti terbukti oleh peningkatan konsumsi oksigen. Laju Metabolisme Basal (BMR) biasanya meningkat pada bulan ke-4 gestasi, meningkat 15% -20% pada akhir kehamilan, dan kembali ke nilai sebelum hamil pada hari ke-5 atau ke-6 pascapartum. Peningkatan BMR mencerminkan peningkatan kebutuhan O2 di unit janin-plasenta-uterus serta peningkatan konsumsi O2 akibat peningkatan kerja jantung ibu.
Kebutuhan O2 ibu meningkat sebagai respon terhadap percepatan laju metabolik dan peningkatan kebutuhan O2 jaringan uterus dan payudara. Dengan semakin tuanya kehamilan, pernafasan dada menggantikan pernafasan perut dan penurunan diafragma saat inspirasi menjadi semakin sulit.
Namun karena adanya peningkatan kebutuhan O2, menyebabkan adanya penurunan kadar CO2 yang menyebabkan alkalosis.
Selain itu, peningkatan vaskularisasi, sebagai respon peningkatan kadar estrogen, membuat kapiler membesar sehingga terbentuklah edema dan hiperemia pada traktus pernafasan atas. Kondisi ini meliputi sumbatan pada hidung dan sinus, epistaksis, perubahan suara, dll. Peningkatan ini juga membuat membran timpani dan tuba eustaki bengkak, nyeri pada telinga, atau rasa penuh di telinga.
Selama melahirkan, konsumsi O2 dapat meningkat 20-25 %. Bila fungsi paru terganggu karena penyakit paru, kemampuan untuk meningkatkan konsumsi oksigen terbatas dan mungkin tidak cukup untuk mendukung partus normal, sebagai konsekuensi fetal distress dapat terjad

1.2  Rumusan Masalah
1. Apa pengertian asma?
2. Apa etiologi asma?
3. Bagaimana tanda dan gejala asma?
4. Bagaiamana cara menetukan diagnosa pada asma?
5. Bagaimana penatalaksanaan asma pada kehamilan?
6. Bagaimana pencegahan asma?
7. Bagaiman asuhan kebidanan pada asma?

1.3 Tujuan
 Agar mahasiswa dapat mampu mendeteksi dini penyulit kehamilan terutama penyulit kehamilan yang disertai dengan asma

1.4 Manfaat
 Dengan disusunnya makalah asma pada kehamilan dengan asuhan kebidanannya diharapkan dapat menambah wawasan mahasiswa pada khususnya dan pembaca pada umumnya.


2.1 Definisi Asma
 Asma adalah kondisi dimana otot-otot bronci (saluran udara pada paru) mengalami kontraksi penyempitan sehingga menyulitkan pernapasan.
 Asma brincialis adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasinya adanya penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah baik secara spontan maupun hasil dari pengobatan

2.2 Etiologi
 Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi timbulnya serangan asma bronchialis.
a. Faktor predisposisi
- Genetik
Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum diketahui bagaimana cara penurunnya yang jelas penderita dengan penyakit alergi biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit asma bronkhial jika terpapar dengan faktor pencetus. Selain itu hipersensitifitas saluran pernapasannya juga bisa diturunkan.

b. Faktor prepisitas
- Alergen
Dimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
1. Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan,contoh: debu, bulu binatang, serbuk bunga, bakteri dan polusi.
2. Ingestan, yang masuk melalui mulut,contoh: makanan dan obat-obatan.
3. Kontakan, yang masuk melalui kontak dengan kulit,contoh: perhiasan, logam dan jam tangan.

- Perubahan cuaca
Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi asma. Atmosfir yang mendadak dingin merupakan faktor pemicu terjadinya serangan asma. Kadang-kadang serangan berhubungan dengan musim,seperti: musim hujan, musim kemarau.

- Stres
Stres atau gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada. Dosamping gejala asma yang timbul harus segera diobati penderita asma yang mengalami stres/gangguan emosi perlu diberi nasehat untuk menyelesaikan masalah pribadinya. Karena jika stresnya belumdiatasi maka gejala asmanya belum bisa diobati

- Lingkungan kerja
Mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan asma. Hal ini berkaitan dengan dimana dia bekerja. Misalnya orang yang bekerja dilaboratorium hewan, industri tekstil, pabrik asbes, dan polusi lalu lintas.

- Olahragaau aktifitas jasmani yang berat
Sebagian besar penderita akan mendapat serangan jika melakukan aktifitas jasmani dan olahraga yang berat. Lari cepat paling mudah menimbulkan serangan asma. Serangan asma terjadi biasanya segera setelah aktifas.

2.3 Tanda/Gajala Asma
1.  Kesulitan bernafas
2. Kenaikan denyut nadi
3. Nafas berbunyi, terutama saat menghembuskan udar
4. Batu kering
5. Kejang otot di sekitar dada

2.4 Jenis – jenis Asma
 Asma dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
a. Asma interisik (berasal dari dalam)
Yang sebab serangannya tidak diketahui
b. Asma eksterisik (berasal dari luar)
Yang pemicu serangannya bersal dari luar tubuh (biasanya lerwat pernapasan)

Serangan asma dapat berlangsung singkat atau berhari-hari. Biasanya serangan dimulai hanya beberapa menit setelah timbulnya pemicu. Frekuensi asma berbeda-beda pada setiap penderita. Serangan asma yang hebat dapat menyebabkan kematian.

2.5 Patofisiologi
 Asma adalah peradangan kronik saluran nafas dengan herediter utama. Peningktan respon saluran nafas dan peradangan berhubungan dengan gen pada kromosom 5,6,11,12,14 dan 16 termasuk reseptor Ig E yang afinitasnya reseptor antigen Y-Cell sedangkan lingkungan yang menjadi alergen tergantung individu masing-masing seperti influensa dan rokok. Asma yang reversible dari kontraksi otot polos bronkus, hipersekresi mukus dan edemamukosa. Terjadi peradangan disaluran nafas dan menjadi responsive terhadap beberapa rangsangan termasuk zat iritan, infeksi virus, aspirin, air dingin dan olahraga. Aktifitas sel mast oleh sitokin menjadi media konstriksi bronkus dengan lepasnya histamine, prostalgladine D2 dan leukotrienes. Karena prostalgladine seri F dan ergonovine dapat menjadikan asma, maka penggunaannyasebagai obat-obat dibidang obstetric sebaiknya dapat dihindari jika memungkinkan.



2.6 Penatalaksanaan
 Prinsip umum pengobatan asma bronchial adalah :
a. Menghilangkan obstruksi jalan nafas dengan segera
b. Mengenal dan menghindari faktor-faktor yang dapat mencetuskan serangan asma
c. Memberikan penerangan kepada penderita ataupun keluarganyamengenai penyakit asma, baik pengobatannya maupun tentang perjalanan penyakitnya sehingga penderita mengerti tujuan pengobatnnya tang diberikan dan bekerja sama dengan dokter ataupun perawat yang merawatnya.

Pengobatan pada asma bronchial terbagi 2, yaitu :
1. Pengobatan non Farmakologik
- Memberikan penyuluhan
- Menghindari faktor pencetus
- Pemberian cairan
- Fisiotherapy
- Beri O2 bila perlu

2. Pengobatan farmakologi
- Bronkodilator yang melebarkan saluran nafas
Seperti aminofilin atau kortikosteroid inhalasi atau oral pada serangan asma ringan. Obat antiasma umunya tidak berpengaruh negatife terhadap janin kecuali adrenalin. Adrenalin mempengaruhi pertumbuhan janin karena penyempitan pembuluh darah kejanin yang dapat menggangu oksigenasi pada janin tersebut.
Aminofilin dapat mnyebabkan penurunan kontraksi uterus
- Menangani serangan asma akut (sama dengan wanita tidak hamil), yaitu :
1. Memberikan cairan intravena
2. Mengencerkan cairan sekresi paru
3. Memberikan oksigen
4. Cek fungsi paru
5. Cek janin
6. Memberikan obat kortikosteroid
- Menagani status asmatikus dengan gagal nafas

2.7 Pengaruh terhadap Kehamilan
1. keguguran
2. persalinan prematur
3. pertumbuhan janin terhambat.

2.8 Hal-hal untuk mencegah agar tidak terjadi asma pada saat hamil
1. jangan merokok
2. kenali faktor pencetus
3. hindari flu, batuk, pilek atau interaksi saluran nafas lainnya
4. bila tetap mendpat serangan asma, segera berobat untuk mengindari terjadinya kekurangan oksigen pada janin
5. hanya makan obat-obatan yang di anjurkan dokter
6. hindari faktor resiko lain selama kehamilan
7. jangan memelihara kucing atau hewan berbulu lainnya
8. pilih tempat tinggal yang jauh dari faktor polusi, juga hindari lingkungan dalam rumah dari perabotan yang membuat alergi. Seperti bulu karpet, bulu kapuk, asap rokok, dan debu yang menempel di alat-alat rumah tangga
9. hindari stres dan ciptakan lingkungan psikologis yang tenang
10. sering-sering melakukan rileksasi dan mengatur nafas
11. lakukan olahraga atau senam asma, agar daya tahan tubuh makin kuat sehingga tahan terhhadap faktor pencetus


BAB II
ASKEB

ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU HAMIL DENGAN ASMA BRONCHIALIS
DI BPS ENDANG PURWANINGSIH PLERET,BANTUL

No. Register   : 012
Masuk BPM Tanggal/Pukul : Kamis, 19 Februari 2013. 10.00 WIB
Dirawat di ruang  : Pemriksaan

1. PENGKAJIAN DATA, Tanggal 19  februarui 2013   Pukul:10.00 WIB
A. BIODATA   Ibu                             Suami
1. Nama  : Ny. R                             Tn. R
2. Umur  : 20 tahun                          23 tahun
3. Agama  : Islam                            Islam
4. Suku/bangsa : Jawa/Indonesia              jawa/Indonesia
5. Pendidikan  : SMU                         SMU
6. Pekerjaan  : IRT                          Swasta
7. Alamat  : Jl. Ploso RT.03 pleret          Jl. Ploso
                                             RT.03 pleret

B. Data Subjektif
1. Alasan datang/dirawat
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya

2. Keluhan utama
Ibu mengatakan mengeluh sesak pada dada nya, sering kelelahan, apabila bernafas berbunyi

3. Riwayat menstruasi
Menarche : 12 tahun      siklus   : 28 hari
Lama         : 6 hari    Teratur   : teratur
Sifat darah: cair        Keluhan : tidak ada

4. Riwayat perkawinan
Status perkawinan : sah       Menikah ke  : 1
Lama             : 1 tahun    Usia menikah pertama kali:19

5. Riwayat obstetrik : G P A Ah
Hamil ke Persalinan Nifas
 Tanggal UK Jenis persalinan Penonlong komplikasi JK BB lahir Laktasi Komplikasi

1. Hamil ini      
       
       
       

6. Riwayat kontrasepsi yang digunakan
No Jenis kontrasepsi Pasang Lepas
  Tanggal Oleh Tempat Keluhan Tanggal oleh tempat Alasan
1. Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun
       
       


7. Riwayat Kehamilan Sekarang
a. HPM     : 30 – 07 – 2012      TP: 7-4-2013
b. ANC pertama umur kehamilan: 8 minggu
c. Kunjungan ANC
Trimester I
Frekuensi : 1 kali
Keluhan : mual muntah, pusing
Komplikasi : tidak ada
Terapi  :  vitamin B6
Trimester II
Frekuensi : 1 kali
Keluhan : tidak ada
Komplikasi : tidak ada
Terapi  : kalsium laktat, tablet fe
Trimester III
Frekuensi : 1 kali
Keluhan : sesak nafas
Komplikasi : asma bronkial ringan
 Terapi  : Ketotifen 2 x 1mg perhari, Metaproterenol

d. Imunisasi TT: kali
TT 1 : tanggal TT caten
TT 2 : tanggal 25 – 12 – 2012
TT 3 : tanggal 27 – 01 - 2013
TT 4 : tanggal
TT 5 : tanggal

e. Pergerakan janin selama 24 jam (dalam sehari)
Ibu mengatakan merasakan pergerakan janinnya lebih dari 10x/24 jam

8. Riwayat kesehatan
a. Penyakit yang pernah/sedang diderita (menular, menurun dan menahun)
Ibu mengatakan tidak pernah/sedang menderita penyakit menular seperti hepatitis, TBC, HIV/AIDS, menurun seperti hipertensi,  jantung, DM, tapi ibu pernah menderita penyakit menurun dan menahun yaitu asma

b. Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga (menular, menurun dan menahun)
Ibu mengatakan keluarganya tidak sedang/pernah menderita penyakit menular seperti hepatits, TBC, HIV/AIDS, menurun seperti hipertensi, jantung, DM, tapi keluarga ibu ada yang pernah menderita penyakit menurun dan menahun yaitu asma.

c. Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakn tidak memiliki riwayat keturunan kembar

d. Riwayat operasi
Ibu mengatakn tidak memiliki riwayat operasi

e. Riwayat alergi obat
Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat alergi obat.

9. Pola pemenuhan kebutuhan
Sebelum hamil            Saat hamil
a. Nutrisi
Makan
Frekuensi : 3x/hari      2-3x/hari
Jenis  : nasi, sayur,    lauk nasi, sayur, lauk
Porsi  : 1 piring        ½ -  1 piring
Pantangan : tidak ada    tidak ada
Keluhan : tidak ada      mual
Minuman
Frekuensi :5-6x/hari     6-7x/hari
Jenis  : air putih, teh  air putih, susu
Porsi  : 1 gelas         1-2 gelas
Pantangan : tidak ada    tidak ada
Keluhan : tidak ada      tidak ada

b. Eliminasi
BAB
Frekuensi : 1-2x/hari    1x/hari
Warna  : kuning          kuning
Konsistensi : lembek     lembek
Keluhan : tidak ada      tidak ada
BAK
Frekuensi : 4-5x/hari    6-7x/hari
Warna  : kuning jernih   kuning jernih
Konsistensi : cair       cair
Keluhan : tidak ada      tidak ada

c. Istirahat
Tidur siang
Lama  : 2-3 jam/hari     1-2 jam/hari
Keluhan : tidak ada      tidak ada
Tidur malam
Lama  : 6-7 jam/hari     5-6 jam/hari
Keluhan : tidak ada      tidak ada


d. Personal Hygiene
Mandi  : 2x/hari         2x/hari
Ganti pakaian : 2x/hari  2-3x/hari
Gosok gigi : 3x/hari     3x/hari
Keramas : 3x/minggu      3-4x/minggi

e. Pola seksualitas
Frekuensi : 2-3x/minggu  1-2x/minggu
Keluhan : tidak  ada     tidak ada

f. Pola aktivitas (terkait kegiatan fisik, olahraga)
-Ibu mengatakan melakukan pekerjaan rumah yang ringan
-Ibu mengatakan jarang melakukan kegiatan olahraga

10. Kebiasaan yang menggangu kesehatan (merokok, minum jamu, minum beralkohol)
Ibu mengatakan tidak memiliki kebiasaan yang mengganggu kesehatan seperti merokok, minum jamu, minum beralkohol.

11. Data psikososial, spiritual dan ekonomi (penerimaan ibu/suami/keluarga terhadap kelahiran, dukungan keluarga, hubungan dengan suami/keluaraga/tetangga, perawatan bayi, kegitan ibadah, kegiatan sosial, keadaan ekonomi keluarga).
- Ibu mengatakan ibu, suami, dan keluarga sangat senang dan menerima atas kehamilan ini, keluarga semua sangat mendukung, hubungan ibu dengan suami, keluarga serta tetangga baik-baik saja,
- Ibu mengatakan belum terlalu mengetahui tentang cara perawatan bayi,karena ini merupakan anak yang pertama,
- Ibu mengatakan melakukan kegiatan ibadah dirumah,
- Ibu mengatakan jarang mengikuti kegiatan sosial dilingkungan masyarakat,
- Ibu mengatakan keadaan ekonomi keluarga cukup untuk memenuhu kebutuhan sehari-hari.

12. Pengetahuan ibu (tentang kehamilan, persalinan, nifas)
- Ibu mengatakan belum terlalu mengetahui tentang kehamilan TM I,II,dan TM III
- Ibu mengatakan belum mengetahui tentang persalinan
- Ibu mengatakan belum mengetahui tentang nifas

13. Lingkungan yang berpengaruh (sekitar rumah dan hewan peliharaan)
- Ibu mengatakan lingkuangan sekitar rumahnya bersih,
- Ibu mengatakan tidak memiliki hewan peliharaan didalam maupun disekitar rumahnya.

C. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran  : composmentis
Status emosional : stabil
Tanda vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg     Nadi : 80 x/menit
Pernafasan       : 20 x/menit   Suhu : 36,5 derajat c
BB sebelum hamil : 50 kg        TB     : 158 cm
BB setelah hamil : 56 kg

2. Pemeriksaan fisik
Kepala : mesochepal, Rambut ibu bersih, tidak rontok dan     tidak ada ketombe
Wajah : oval, tidak ada oedema, tidak ada cloasma gravidarum, tidak pucat
Mata : simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda, tidak ada infeksi
Hidung  : simetris, tidak ada polip, tidak ada sekret,
Mulut  : simetris, bibir tidak pucat, tidak adanya sariawan, lidah bersih, gigi bersih, tidak ada caries dan lubang pada gigi dan
gusi tidak berdarah,
Telinga  : simetris, tidak ada sekret, terdpat lubang teling,
Leher : simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,  parotis,dan vena jugularis
Dada : simetris, tidak ada pembesaran, tidak ada retraksi  dinding dada, ada wheezing
Payudara : simetris, ada pembesaran, areolla hiperpigmentasi,  puting susu
menonjol,
Abdomen  : simetris, pembesaran sesuai umur kehamilan, terdapat striae Gravidarum

Palpasi
Leopold I : Bagian fundus teraba bulat, lunak, tidak melenting ( bokong)
Leopold II : Sebelah kiri teraba keras, memanjang, dan rata   seperti papan
Sebelah kanan teraba bulat, kecil-kecil (ekstremitas)
Leopold III : bagian bawah rahim teraba bulat, keras, melenting ( kepala)
Leopold IV : bagian terendah janin belum masuk PAP

Osborn test : DKP (-)
Pemeriksaan Mc. Donald
TFU  :20 cm  TBJ : 1240 gram
Auskultasi
Djj   : 140x/menit

Ekstremitas Atas   : simetris, tidak oedema, jari lengkap, gerakan  aktif
Ekstremitas Bawah: simetris tidak ada oedema, tidak varises, jari lengkap, gerakan  aktif
Genetalia luar :tidak ada varises, tidak ada oedema, tidak   pembesaran  kelenjar bartholini
Pemeriksaan panggul: tidak dilakukan
(bila perlu)

3. Pemeriksaan penunjang  tgl :  Pukul :  WIB
Tidak dilakukan

4. Data penunjang
Foto rontgen torak terdapat penyempitan saluran pernafasan.

II. INTERPRETASI DATA
A. Diagnosa kebidanan
Ibu Ny. R G1P0A0Ah0, hamil 28 minggu, janin tunggal hidup intra uterine, punggung kiri, presentasi kepala, belum masuk PAP, dengan Asma Bronchialis ringan.

Data Dasar:
Ds: ibu mengatakan bernama Ny.R
       ibu mengatakan berumur 20 tahun
       ibu mengatakan ini kehamilan pertamanya
       ibu mengatakan HPHT nya 30-7-2012
ibu mengatakan mengeluh sesak nafas, sering kelelahan, dan bunyi     saat   bernafas

Do :
djj 140 x/m,
Pemeriksaan fisik terdapat whezing pada dada
Leopold I : bokong
Leopold II : punggung kiri
Leopold III: presenrasi kepala
Leopold IV : belum masuk panggul
Foto rontgen, terdapat penyempitan saluran pernafasan

B. Masalah

Data Dasar

III. IDENTIFIKASI MASALAH DAN ANTISIPASI DIAGNOSA POTENSIAL
Potensial terjadi Hipoksia pada janin

IV. TINDAKAN SEGERA
A. Mandiri
Membantu memperlancar pernafasan ibu dengan tindakan mengatur posisi ibu, membersihkan jalan nafas, berikan oksigen/inhalasi.
B. Kolaborasi
Kolaborasi dengan dokter Sp.OG dalam pemberian obat :
a. Ketotifen 2 x 1mg perhari
b. Metaproterenol
C.  Merujuk
Tidak ada


V. PERENCANAAN  Tanggal :19 februari 2013 Pukul :10.15 WIB
1.Beritahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan
2.Anjurkan ibu tidur dengan posisi fowler
3.Beritahu menghindari fakrot pencetus asma
4.Berikan ibu dukungan emosional
5.Anjurkan kepada ibu untuk beristirahat
6.Beritahu ibu mengenai tanda bahaya kehamilan dan penyakit asma
7.Berikan ibu terapi dan cara meminumnya
8.Beritahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang
9.Lakukan pendokumentasian.

VI. PELAKSANAAN  Tanggal :19 februari 2013  Pukul : 10.25 WIB
1. Memberitahukan ibu dan keluarga tentang keadaan ibu baik yaitu TD : 120/80 mmHg, R : 20x/m, N : 80x/m, S : 36,5 derajat C, keadaan janin baik djj : 140x/m
2. Menganjurkan ibu tidur dengan posisi fowler yaitu setengah duduk  agar membantu   memperlancar jalan nafas ibu,dan mengurangi terjadinya sesak saat ibu bernafas.
3. Memberitahukan ibu menghindari faktor pencetus asma yaitu dengan menghindari asap rokop, asap kendaraan, debu, dan menghindari menkonsumsi es, karena dapat memicu kambuhnya asma secara tiba-tiba.
4. Memberikan ibu dukungan emosional, baik dari suami dan keluarga, agar ibu tidak stres dan tidak terlalu banyak pikiran sehingga dapat membantu meredakan gejala asma.
5. Menganjurkan ibu untuk memperbanyak istirahat, minimal tidur siang selama 2 jam, tidur malam 8 jam, tidak melakukan pekerjaan yang berat-berat, berolahraga yang ringan, melakukan yoga dan melatih nafas agar jalan nafas tetap terjaga.
6. Memberitahu ibu tanda bahaya kehamilan, seperti pusing kepala hebat, mata berkunang-kunang, nyeri perut yang hebat, gerakan janin berkurang atau janin tidak bergerak, dan bahaya berlanjut penyakit asma seperti sesak nafas berlebihan atau tidak bisa bernafas, batuk berlebihan, jika ibumengalami salah satu atau lebih dari tanda bahaya tersebut segera memeriksakan ketempat pelayanan kesehatan terdekat untuk segera mendapat pertolongan.
7. Memberikan ibu therapi dan cara meminumnya yaitu tablet fe 1x1 diminum pada malam hari menjelang tidur dengan menggunakan air purih atau air jeruk agar dapat meningkatkan keefkititas oenyerapan obat dalam tubuh, dna jangan menggunakan air teh, atau kopi karena mengandung kafein yang dapat menghambat penyerapan obat, ketotifen 2x1 diminum setelah makan pagi dan sore
8. Menganjurkan pada ibu untuk melakukan kunjungan ulang yaitu 2 minggu lagi pada tanggal 2 – 3 – 2013
9. Melakukan pendokumentasian pada buku KIA dan buku register.

VII. EVALUASI  Tanggal :19 februari 2013 Pukul :10.30 WIB
1. Ibu sudah mengetahui tentang keadaannya dan janinnya
2. Ibu sudah mengetahui tentang posisi yang nyaman buat tidur
3. Ibu sudah mengetaui faktor pencetus asma
4. Ibu sudah merasa tenang dengan dukungan emosoinal yang diberikan
5. Ibu bersedia melakukan istirahat seperti yang dianjurkan
6. Ibu sudah mengetahui tanda bahaya pada kehamilan dan tnda bahaya pada asma
7. Ibu sudah mengetahui therapinya dan cara meminumnya
8. Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang
9. Telah didokumentasikan





BAB III
KESIMPULAN
Asma bronchiale merupakan salah satu penyakit saluran nafas yang sering dijumpai dalam kehamilan dan persalinan. Pengaruh kehamilan terhadap timbulnya asma tidak sama pada penderita, bahkan pada seorang penderita asma, serangannya tak sama pada kehamilan pertama dan berikutnya. Biasanya serangan akan timbul mulai UK 24-36 minggu dan pada akhir kehamilan jarang terjadi serangan.
 Pengaruh asma pada ibu dan janin sangat tergantung dari sering beratnya serangan, karena ibu dan janin akan kekurangan oksigen atau hipoksia. Keadaan hipoksia bila tidak segera diatasi tentu akan berpengaruh pada janin dan sering terjadi keguguran, partus prematur, dan gangguan pertumbuhan janin
 Faktor pencetus timbulnya asma antaralain zat-zat alergi, infeksi saluran pernafasan, pengaruh udara dan faktor psikisis. Penderita selama kehamilan perlu mendapat pengawasan yang baik, biasanya penderita mengeluh nafas pendek, berbunyi, sesak, dan batuk-batuk. Diagnosis dapat ditegakkan seperti asma diluar kehamilan.
Saran
 Pada ibu hamil yang mempunyai riwayat penyakit asma, sebaiknya disarankan jangan mudah kelelahan, ataupun stress. Karena itu merupakan salah satu pemicu terjadinya asma.perbanyak istirahat, jauhi faktor resiko,dan lakukan olahraga yang ringan.





DAFTAR PUSTAKA
1. Rukiyah Ai yeyeh, Lia yulianti. 2011. Asuhan kebidanan IV. yogyakarta
2. Marmi. 2011. Asuhan kebidanan patologi. yogyakarta. Pustaka pelajar
3. http//www.wikipedia.com asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan asma bronchialis.



</div>

makalah dan asuhan kebidanan typus abdominalis

KATA PENGANTAR


            Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ASUHAN KEBIDANAN IV (PATOLOGI).

            Penyusun berharap tulisan ini bisa memberikan wawasan luas untuk memahami tentang Asuhan Kebidanan Patologi kelainan dalam lamanya kehamilan mengenai Penyakit yang Menyertai Kehamilan “Typhus Abdominalis “. Selain itu penyusun berharap tulisan ini dapat menjadi dasar pengantar dan pemenuhan materi perkuliahan ASUHAN KEBIDANAN IV (PATOLOGI).

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas makalah ini masih jauh dari kesempurnaan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat sangat membangun, penulis mengharapkan demi kesempurnaan makalah ini dan semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua.

Akhir kata, kami ucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu penyusunan tulisan ini.

                                                                                                            Penyusun

                                                                       








BAB I
PENDAHULUAN

A.        LATAR BELAKANG
Banyak penyakit infeksi yang menyertai kehamilan dimana diantaranya adalah Typhus Abdominalis, dimana semuanya ini merupakan penyakit berbahaya yang harus diwaspadai saat kehamilan pada umumnya. Dengan berbagai macam cara penularan, faktor penularan dan media penularan yang sangat akrab dengan kehidupansehari-hari.Sebagai seorang bidan yang terdidik dan terlatih kita harus bisa memahami dan mengerti tentang kegawadaruratan terhadap penyakit yang menyertai kehamilan tersebutpada ibu hamil, agar bisa diterapkan ke masyarakat jika turun ke dunia kerja dengan maksudmengurangai angka kematian ibu hamil akibat terinfeksi dari penyakit yang membahayakan tersebut


B.        RUMUSAN MASALAH
1.      Apa penyakit infeksi yang menyertai kehamilan khususnya Typhus Abdominalis?
2.      Apa pengaruh penyakit infeksi yang menyertai kehamilan khususnya Typhus Abdominalis ?
3.      Apa Intervensi dan pencegahan yang bisa dilakukan oleh bidan mengenai Penyakit Typhus   Abdominalis ?

C.     TUJUAN
       1.      Untuk memberikan informasi tentang Typhus Abdominalis
       2.       Untuk mengetahui Intervensi dan pencegahan yang bisa dilakukan oleh bidan mengenai Typhus Abdominal


D.          MANFAAT
Manfaat  yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1)  Untuk memberikan gambaran tentang Typhus Abdominalis
2)  Sebagai bahan masukan untuk memperluas dan memperdalam pemahaman tentang Typhus Abdominalis



BAB II
TINJAUAN TEORI

1.      Definisi
Typus abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran  pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari 1 minggu, gangguan pencernaan dan gangguan kesadaran.

2.        Etiologi
Salmonella typhi Batang gram negative yang mempunyai sekurang-kurangnya tiga macam antigen yaitu:- antigen O (somatic, terdiri darizat komplekliopolisakarida)- antigen H(flagella)- antigen V1 dan protein membrane hialin.3 Salmonella parathypi A4.Salmonella parathypi B5.Salmonella parathypi C6. Feses, urin dan muntahan penderita

3.       Klasifikasi
a.       Typus abdominalis
adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluranpencernaan dengan gejala demam lebih dari 7 hari, gangguan pada saluran cerna ,gangguan kesadaran.
b.      Paratypus
adalah jenis typus yang lebih ringan , mungkin sesekali penderita mengalamibuang - buang air. Jika diamati, lidah tampak berselaput putih susu, bagian tepinyamerah terang. Bibir kering , dan kondisi fisik tampak lemah , serta nyata tampak sakit.Jika sudah lanjut , mungkin muncul gejala kunin,sebab pada tipus oragan limfa dan hatibias membengkak seperti gejala hepatitis.


4.      Patofisiologi
Kuman salmonella typhosa masuk kedalam saluran cerna, bersama makanan dan minuman, sabagian besar akan mati oleh asam lambung HCL dan sebagian ada yang lolos (hidup), kemudian kuman masuk kedalam usus (plag payer) dan mengeluarkan endotoksin sehingga menyebabkan bakterimia primer dan mengakibatkan perdangan setempat, kemudian kuman melalui pembuluh darah limfe akan menuju ke organ RES terutama pada organ hati dan limfe.
Di organ RES ini sebagian kuman akan difagosif dan sebagian yang tidak difagosif akan berkembang biak dan akan masuk pembuluh darah sehingga menyebar ke organ lain, terutama usus halus sehingga menyebabkan peradangan yang mengakibatkan malabsorbsi nutrien dan hiperperistaltik usus sehingga terjadi diare. Pada hipotalamus akan menekan termoregulasi yang mengakibatkan demam remiten dan terjadi hipermetabolisme tubuh akibatnya tubuh menjadi mudah lelah.
Selain itu endotoksin yang masuk kepembuluh darah kapiler menyebabkan roseola pada kulit dan lidah hipermi. Pada hati dan limpa akan terjadi hepatospleno megali. Konstipasi bisa terjadi menyebabkan komplikasi intestinal (perdarahan usus, perfarasi, peritonitis) dan ekstra intestinal (pnemonia, meningitis, kolesistitis, neuropsikratrik).

5.       Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala Demam Pada minggu pertama demam berangsur naik berlangsung pada 3 minggu pertama .pada minggu ke 3 suhu berangsur-angsur turun dan kembali normal. Demam tidak hilang dengan pemberian antiseptic, tidak menggigil dan tidak berkeringat. Kadang pasien disertai epitaksis.
a.       Gangguan pada saluran pencernaan:
a)      Halitosis
b)      Bibir kering
c)      Lidah kotor berselaput putih dan pinggirannya hiperemesis
d)     Perut agak kembung.
e)      Mual
f)       Splenomegali disertai nyeri pada perabaan
g)      Pada permulaan umumnya terjadi diare
h)      Kemudian menjadi obstipasi
b.      Gangguan kesadaran:
a)      Kesadaran menurun ringan sampai berat.
b)      Umumnya apatis
c)      Bradikardi relative
d)     Umumnya tiap kenaikan 1celcius di ikuti penambahan denyut nadi 10-15 kali permenit.
e)      Penderita mulai cepat lelah, malas, sakit kepala, rasa tidak enak di perut, nyeri seluruh tubuh, hal tersebut dirasakan antara 10-14 hari

6.      Infeksi Typus Abdominalis pada Kehamilan
Typus abdominalis dalam kehamilan, dan nifas menunjukan angka kematian yang lebih tinggi dari pada di luar kehamilan. Penyakit ini mempunyai pengaruh buruk terhadap kehamilan. Dalam 60-80 % hasil konsepsi keluar secara spontan : lebih dini terjadinya infeksi dalam kehamilan, lebih besar kemungkinan berakhirnya kehamilan.
Pengobatan dengan kloramfenikol atau tiamfenikol (Urfamycin) biasanya cukup manjur. Waktu ada wabah, semua wanita hamil perlu diberi vaksinasi. Walaupun kuman-kuman tufus abdominalis tidak di keluarkan melalui air susu, namun sebaiknya penderita tidak menyusui bayinya karena keadaan umum ibu biasanya tidak mengizinkan, dan karena kemungkinan penuluaran oleh ibu melalui jalan lain tetap ada. Tifus abdominalis tidak merupakan indikasi bagi abortus buatan.



7.      Penanganan dan Pengobatan
a.       Pengobatan
1)      Kloramfenikol
2)      Kotrimoksasol
3)      Bila terjadi ikterus dan hepatomegali: selain kloramfenikkol, diterapi denganAmpisilin 100 mg/kgBB/hari selama 14 hari dibagi dalam 4 dosis.2.
b.      Perawatan
1)      Penderita dirawat dengan tujuan untuk isolasi, observasi, dan pengobatan. Klien harus tetap berbaring sampai minimal 7 hari bebas demam atau 14 hari untuk mencegah terjadinya komplikasi perdarahan usus atau perforasi usus.
2)      Pada klien dengan kesadaran menurun, diperlukan perubahan posisi berbaring untuk menghindari komplikasi pneumonia hipostatik dan dekubitus
3)      Isolasi penderita dan desinfeksi pakaian dan ekskreta.
4)         Perawatan yang baik untuk menghindarkan komplikasi mengikat sakit yang lama, lemah dan anoreksia dll.
5)      Istirahat selama demam sampai dengan 2 minggu normal kembali, yaitu istirahat mutlak, berbaring terus ditempat tidur. Seminggu kemudian boleh duduk dan selanjutnya boleh berdiri dan berjalan.
6)      Diet makanan harus cukup mengandung kalori, cairan dan tinggi protein. Bahan makanan tidak boleh mengandung banyak serat, tidak meragsang dan tidak banyak menimbulkan gas.
7)      Bila terdapat komplikasi harus diberikan terapi yang sesuai.
8)      Obat terpilih adalah kloramferikol 100 mg/kg BB/hari dai bagi dalam 4dosis selama 10 hari. Dosis maksimal kloramfenikol 2g/hari. Bla pasien tidak serasi/alergi dapat diberikan golongan obat lain misalnya penisilin atau kortimoksazol.
9)      Pengobatan dengan kloramfenikol atau tiamfenikol (Urfamycin) biasanya cukup manjur. Waktu ada wabah, semua wanita hamil perlu diberi vaksinasi. Walaupun kuman-kuman tifus abdominalis tidak di keluarkan melalui air susu, namun sebaiknya penderita tidak menyusui bayinya karena keadaan umum ibu biasanya tidak mengizinkan, dan karena kemungkinan penuluaran oleh ibu melalui jalan lain tetap ada. Tifus abdominalis tidak merupakan indikasi bagi abortus buatan.

8.      Komplikasi
Dapat terjadi pada :
a.       Usus halus
1)      Perdarahan usus. Bila sedikit hanya ditemukan jika dilakukan pemeriksaan tinja dengan benzidin. Bila perdarahan banyak terjadi melena dan bila berat dapat disertai perasaan nyeri perut dengan tanda-tanda renjatan.
2)      Perforasi usus. Timbul biasanya pada minggu ketiga atau setelah itu dan terjadi pada bagian distal ileum. Perforasi yang tidak disertai peritonitis hanya dapat ditemukan bila terdapat udara di ronggan peritoneum, yaitu pekak hati menghilang dan terdapat udara diantara hati dan diafrkma pada foto roentgen abdomen yangdibuat dalam keadaan tegak.

3)      Peritonitis. Biasanya menyertai perforasi tetapi dapat terjadi tanpa perforasi usus. Ditemukan gejala abdomen akut yaitu nyeri perut yang hebat, dinding abdomen tegang (defence muskulair) dan nyeri pada tekanan.


b.      Komplikasi di luar usus
Terjadi karena lokalisasi peradangan akibat sepsis (bakteremia) yaitu meningitis, kolesistitis, ensefelopati dan lain-lain. Terjadi karean infeksi sekunder, yaitu bronkopneumonia.



ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL PATOLOGI
Pada Ny. X Umur 26 Tahun  G1P0A0 Umur Kehamilan 11 minggu
Di BPM Siti Amanah, Sleman, Yogyakarta

No. Register                                        : 211188
Masuk BPM Hari/ Tanggal/ Pukul      : 19-4-2013/ 14.00 wib
Dirawat diruang                                  : ruang periksa

I.                        PENGKAJIAN DATA, Tanggal/ Pukul : 19-4-2013/14.00 wib Oleh : Bidan siska
A.          Biodata
  Ibu                                         Suami
1.      Nama                        : Ny. X                                                Tn. S
2.      Umur                        : 26 tahun                                28 tahun                     
3.      Suku/Bangsa            :Jawa/ Indonesia                     Jawa/ Imdonesia
4.      Agama                      : Islam                                     Islam
5.      Pendidikan               : SMA                                     SMA
6.      Pekarjaan                  : Ibu rumah tangga                  Pegawai swasta
7.      Alamat                     : Jalan nangka no.2 Maguwoharjo, Depok, Sleman

B.           Data Subjektif
1.      Alasan Datang/ Dirawat
Ibu mengatakan inin memeriksakan kehamilannya

2.      Keluhan Utama
Ibu mengatakan mual, pusing dan badannya terasa demam sejak 6 hari yang lalu.

3.      Riwayat Menstruasi :
Menarce       :13 tahun                     Siklus              : 28 hari
Lama            :3 hari                         Teratur             : teratur
Sifat darah   : encer                          Keluhan           : tidak ada

4.      Riwayat Perkawinan :
Status Perkawinan   :sah                  Menikah ke                             : 1
Lama                        :1 tahun           Usia menikah partama kali      : 25 tahun



5.      Riwayat Obstetrik : G1 P0 A0 Ah0
Hamil
ke
Pesalinan
Nifas
Tgl
UK
Jenis
Pesalinan
Penolong
Komplikasi
JK
BB
Lahir
Laktasi
Komplikasi
Hamil ini
-
-
-
-
-
-
-
-
-

6.      Riwayat Kontrasepsi yang digunakan :
No
Jenis
Kontrasepsi
Pasang
Lepas
Tgl
Oleh
Tempat
Keluhan
Tgl
Oleh
Tempat
Alasan
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-











7.      Riwayat Kehamilan Sekarang :
a.       HPM      : 30-1-2012                                         HPL    : 6-11-2013
b.      ANC pertama umur kehamilan : 7 minggu
c.       Kunjungan ANC
Trimester I
Frekuensi            :  3 kali
Keluhan              :  mual muntah
Komplikasi         : tidak ada
Terapi                 : vit.B6
Trimester II
Frekuensi            : -
Keluhan              : -
Komplikasi         : -
Terapi                 : -
Trimester III
Frekuensi            : -
Keluhan              : -
Komplikasi         : -
Terapi                 : -





d.      Imunisasi TT:  2 x
TT 1 : tanggal 1-2-2012
TT 2 : tanggal 2-2-2012
TT 3 : tanggal    
TT 4 : tanggal    
TT 5 : tanggal    

e.       Pergerakan janin selama 24 jam (dalam sehari)
Ibu mengatakan belum bisa merasakan gerakan janin

8.      Riwayat kesehatan
a.       Penyakit yang pernah/ sedang diderita (menular, menurun dan menahun)
Ibu mengatakan tidak pernah/ sedang menderita penyakit menular (TBC, hepatitis, HIV/AIDS), menurun (asma, DM, hipertensi), dan menahun (jantung, ginjal)

b.      Penyakit yang pernah/ sedang diderita keluarga (menular, menurun dan menahun)
Ibu mengatakandari keluarga ibu  tidak ada yang menderita penyakit menular (TBC, hepatitis, HIV/AIDS), menurun (asma, DM, hipertensi), dan menahun (jantung, ginjal)

c.       Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakan tidak ada riwayat keturunan kembar di keluarga ibu dan suami
d.      Riwayat operasi
Ibu mengatakan tidak pernah operasi
e.       Riwayat alergi obat
Ibu mengatakan tidak memiliki alergi obat apapun.

9.      Pola pemenuhan kebutuhan
a. Pola Nutrisi           Sebelum hamil                         Saat hamil      
Makan
Frekuensi               :  3 x/hari                                             3x/ hari
Jenis                      :  Nasi, sayur, lauk                               Nasi, sayur, lauk
Porsi                      :  1 piring habis                                    1 piring habis
Pantangan             :  tidak ada                                          tidak ada        
Keluhan                 :  tidak ada                                          mual   
Minum
Frekuensi               :  7 gelas /hari                                      8 gelas/ hari    
Jenis                      :  Air putih, teh, kopi                           air putih
Porsi                      :  1 gelas                                              1 gelas
Pantangan             :  tidak ada                                          tidak ada
Keluhan                 :  tidak ada                                          mual

b.Pola Eliminasi
BAB
Frekuensi               :  1 x/hari                                             1x/hari
Warna                    :  kuning                                              kuning
Konsistensi            :  lembek                                              keras
Keluhan                 :  tidak ada                                          susah BAB     
BAK
Frekuensi               :  4 x/hari                                             4x/ hari           
Warna                    :  Kuning jernih                                   kuning jernih  
Konsistensi            :  Cair                                                  cair     
Keluhan                 :  tidak ada                                          tidak ada
                             
c. Pola Istirahat
Tidur siang
Lama                     :  1 jam/hari                                         1 jam/hari       
Keluhan                 :  tidak ada                                          tidak ada        
Tidur malam
Lama                     :  6-7 jam/hari                                      7 jam/hari       
Keluhan                 :  tidak ada                                          tidak ada        
d.   Personal Hygiene
Mandi                    :  2 x/hari                                             2x/hari
Ganti pakaian        :  2 x/hari                                             2x/hari
Gosok gigi             :  2 x/hari                                             2x/hari
Keramas                :  3 x/seminggu                                    3x/seminggu
e. Pola seksualitas
Frekuensi               :  1 x/ seminggu                                   1x/seminggu
Keluhan                 :  tidak ada                                          tidak ada
f. Pola aktivitas (terkait kegiatan fisik,olah raga)
Ibu mengatakan sebagai ibu rumah tangga kegiatan ibu seperti menyapu, memasak dan mencuci

10.  Kebiasaan yang mengganggu kesehatan (merokok, minum jamu, minuman beralkohol)
     Ibu mengatakan tidak mempunyai kebiasaan seperti merokok, minum jamu, dan minum alkohol.

11.  Data pisikososial, spiritual dan ekonomi (penerimaan ibu/ suami/ keluarga terhadap kelahiran, dukungan, hubungan dengan suami/ keluarga/ tetangga, perawatan bayi, kegiatan ibadah, kegiatan social, keadaan ekonomi keluarga)
·         Ibu mengatakan senang dengan kehamilannya sekarang
·         Ibu mengatakan suaminya mendukung kehamilannya
·         Ibu mengatakan keluarganya mendukung kehamilannya
·         Ibu mengatakan hubungannya dengan suami baik
·         Ibu mengatakan hubungannya dengan keluarga baik
·         Ibu mengatakan hubungannya dengan tetangga baik
·         Ibu mengatakan rajin sembahyang
·         Ibu mengatakan keadaan ekonominya cukup

12.  Pengetahuan ibu (tentang kehamilan, persalinan, nifas)
     Ibu mengatakan bahawa ibu mengetahui tentang kehamilan yaitu keadaan yang normal yang dialami oleh perempuan yang diakhiri dengan persalinan dan memasuki masa nifas.

13.  Lingkungan yang berpengaruh (sekitar rumah dan hewan peliharaan)
Ibu mengatakan lingkungan di sekitar rumahnya kotor, dekat dengan kali dan ada tetangga yang memelihara ayam.

C.           Data Objektif
1.      Pemeriksaan umum
Keadaan umum        : lemah
Kesadaran                : composmentis
Status emosional      : stabil
Tanda vital              
Tekanan darah          : 100/60 mmHg                       Nadi    : 86x/mnt
Pernafasan                : 20x/mnt                                 Suhu    : 380C
BB                            : 55 kg                                     TB       : 152 cm
2.      Pemeriksaan Fisik
Kepala     :      Simetris, tidak ada benjolan, tidak nyeri, rambut bersih,                              tidak berketombe
Wajah      :      Simetris, pucat dan berkeringat dingin
Mata        :      Simetris, kongjungtiva merah muda , sekrela putih
Hidung    :      Tidak ada polip, tidak ada secret, ada skat
Mulut      :      Simetris, lidah kotor, ada stomatitis, tidak ada caries gigi
Telinga    :      Simetris, ada lubang telinga, pendengaran baik
Leher       :      Tidak ada pembesaran kelenjar parotis, tiroid, limfe dan                                         vena jugularis
Dada       :      Simetris, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada                                                                whesing
Payudara :      Simetris, putting menonjol, areola hiperpigmentasi,                                                 colostrum sudah keluar
Abdomen       : kembung, tidak ada bekas luka, terdapat linea dan striae gravidarum
Leopold I  : belum dilakukan
Leopold II: belum dilakukan
Leopold II: belum dilakukan
 Leopold IV :belum dilakukan
Osborn test                       :    Tidak dilakukan
TFU menurut Mc. Donald     :-                      TBJ: -
Auskulatasi DJJ                :-

Ekstremitas Atas       :  Jari lengkap, tidak oedem, lila: 24 cm
Ekstremitas Bawah    :  Jari lengkap, tidak oedem, reflek patella +
Genetalia Luar           :  bersih ,tidak ada pembengkakan kelenjar bartolini
Anus                          :  Tidak ada hemoroid
Pemeriksaan Panggul :  Tidak dilakukan


3.      Pemeriksaan penunjang
Tidak di lakukan     
4.      Data penunjang
Hasil lab tanggal 18 april 2013 : salmonella thypi +

II.          INTERPRETASI DATA
A.    Diagnosa kebidanan
Seorang ibu Ny.X umur 26 tahun G1P0A0 hamil 28 minggu dengan thypus abdominalis

Data Dasar              
Data Subjektif          :           ibu mengatakan berumur 26 tahun
                                             Ibu mengatakan ini kehamilan pertama
                                             Ibu mengatakan tidak pernah abortus
                                             Ibu mengatakan HPHT tanggal 30-1-2012
                                             Ibu mengatakan pusing, mual dan demam
Data Objektif              :
Keadaan umum           : lemah
Kesadaran                   : composmentis
Status emosional         : stabil
Tanda vital
         Tekanan darah : 100/60 mmHg                       Nadi    : 86x/mnt
Pernafasan                   : 20x/mnt                     Suhu    : 380C
BB                               : 55 kg                         TB       : 152 cm
Pemeriksaan fisik: lidah kotor, perut kembung
Hasil lab tanggal 18 april 2013 : salmonella thypi +

B.     Masalah                               
Tidak ada

III.       IDENTIFIKASI DAN ANTISIPASI DIAGNOSA POTENSIAL
Abortus spontan

IV.       TINDAKAN SEGERA
A.    Mandiri        : tidak ada
B.     Kolaborasi    : tidak ada
C.     Merujuk        :rujuk ke rumah sakit

V.          PERENCANAAN        Tgl : 19-4-2013           Pukul :14.05 WIB
1.      Beritahu ibu hasil pemeriksaan
2.      Jelaskan tentang keluhan ibu
3.      Jelaskan tentang pola istirahat
4.      Jelaskan tentang pola nutrisi
5.      Berikan dukungan pada ibu
6.      Siapkan rujukan
7.      Dampingi ibu ke tempat rujukan

VI.       PELAKSANAAN         Tgl :19-4-2013            Pukul : 14.10WIB
1.      Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan yaitu
Tekanan darah          :100/60 mmHg                        Nadi    : 86x/mnt
Pernafasan                : 20x/mnt                                 Suhu    : 380C
BB                            : 55 kg                                     TB       : 152 cm
2.      Menjelaskan pada ibu bahwa keluhan yang ibu rasakan saat ini merupakan gejala dari penyakit thypus abdominalis yang saat ini sedang di derita oleh ibu sehingga memerlukan perawatan yang lebih intensif di rumah sakit.
3.      Menjelaskan pada ibu bahwa ibu harus beristirahat total selama minimal 7 hari atau sampai ibu sembuh total.
4.      Menjelaskan pada ibu tentang pola nutrisi yaitu Diet makanan harus cukup mengandung kalori, cairan dan tinggi protein. Bahan makanan tidak boleh mengandung banyak serat, tidak meragsang dan tidak banyak menimbulkan gas.
5.      Memberikan dukungan pada ibu agar ibu tidak cemas karena ibu akan dirujuk untuk mendapatkan penanganan yang lebih intensif.
6.      Menyiapkan rujukan yaitu Bidan, Alat, Kendaraan, Surat, Obat, Keluarga, Uang, Darah, doA
7.      Mendampingi ibu ketempat rujukan.

VII.    EVALUASI                  Tgl:19-4-2013             Pukul : 14.40WIB
1.      Ibu sudah mengetahui hasil pemariksaan
2.      Ibu sudah paham tentang keluhan yang ibu rasakan
3.      Ibu sudah paham tentang pola istirahat
4.      Ibu sudah paham tentang pola nutrisi
5.      Ibu tidak cemas lagi
6.      Rujukan sudah disiapkan
7.      Ibu sudah di damping dan di rujuk ke rumah sakit.














BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A.    KESIMPULAN
Typus abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran  pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari 1 minggu, gangguan pencernaan dan gangguan kesadaran.
Typus abdominalis dalam kehamilan, dan nifas menunjukan angka kematian yang lebih tinggi dari pada di luar kehamilan. Penyakit ini mempunyai pengaruh buruk terhadap kehamilan. Dalam 60-80 % hasil konsepsi keluar secara spontan : lebih dini terjadinya infeksi dalam kehamilan, lebih besar kemungkinan berakhirnya kehamilan.
Perawatan thypus abdominalis yaitu
·         Penderita dirawat dengan tujuan untuk isolasi, observasi, dan pengobatan. Klien harus tetap berbaring sampai minimal 7 hari bebas demam atau 14 hari untuk mencegah terjadinya komplikasi perdarahan usus atau perforasi usus.
·         Pada klien dengan kesadaran menurun, diperlukan perubahan posisi berbaring untuk menghindari komplikasi pneumonia hipostatik dan dekubitus
·         Isolasi penderita dan desinfeksi pakaian dan ekskreta.
·         Perawatan yang baik untuk menghindarkan komplikasi mengikat sakit yang lama, lemah dan anoreksia dll.
·         Istirahat selama demam sampai dengan 2 minggu normal kembali, yaitu istirahat mutlak, berbaring terus ditempat tidur. Seminggu kemudian boleh duduk dan selanjutnya boleh berdiri dan berjalan.
·         Diet makanan harus cukup mengandung kalori, cairan dan tinggi protein. Bahan makanan tidak boleh mengandung banyak serat, tidak meragsang dan tidak banyak menimbulkan gas.
·         Bila terdapat komplikasi harus diberikan terapi yang sesuai.
·         Obat terpilih adalah kloramferikol 100 mg/kg BB/hari dai bagi dalam 4dosis selama 10 hari. Dosis maksimal kloramfenikol 2g/hari. Bla pasien tidak serasi/alergi dapat diberikan golongan obat lain misalnya penisilin atau kortimoksazol.

B.    SARAN
1. Bagi Ibu ibu yang hamil hendaknya memeriksakan dirinya secara rutin mnimal 4 kali selama kehamilan agar bisa dideteksi secara dini bila ada kelainan pada janinnya.
2.    Bagi petugas kesehatan agar senantiasa meningkatkan Pengetahuan dan keterampilannya untuk menurunkan angka mortalitas dan morbiditas Ibu dan anak.
3.    Bagi teman teman agar belajar yang rajin agar kelak bisa menangani pasien dengan professional








DAFTAR PUSTAKA


www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=1263 diunduh tanggal 23 September 2012 17.30 WIB

Nugraheny,Esti.2010.Asuhan Kebidanan Pathologi.Yogyakarta: Pustaka Rihama



FAKULTAS KESEHATAN PRODI D-IV BIDAN PENDIDIK
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARATA
2012   / 2013